Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hanya Sampai Kami Pergi

12 Mei 2023   19:02 Diperbarui: 12 Mei 2023   19:08 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

"Aku ingin kamu bilang kamu akan berhenti duduk di dekat jendela. Aku ingin kamu mengatakan kamu akan berbicara dengan mereka ketika mereka datang - bahwa kamu akan bergabung dan menari. Sudah berapa tahun aku memintamu melakukan itu? Dua puluh? Tiga puluh? Menurutmu apa yang akan terjadi padamu begitu aku pergi?"

"Hilang," kataku, mencoba memahami arti kata itu. Terasa dingin, dan hampa.

Tubuhnya bergetar. Karena usia? Amarah? Aku tidak tahu.

"Jika salah satu dari Mereka mengambilku, apa yang akan kamu lakukan," tanyaku. "Siapa yang akan menjagamu?"

Gepetto membanting tangannya ke meja, dan meringis kesakitan. Aku melihat kulit tangannya, tulang-tulang di bawahnya: Aku                 melihat tulang patah.

Aku mengulurkan tangan, dan mencoba meraih tangannya. Maksudku menyembuhkan tulang, memar sebelum terbentuk, tapi dia menarik tangannya.

"Apakah kamu tidak mengerti?" dia berteriak. "Aku tidak membuatmu. Kamu bukan anakku. Itukah yang kamu pikirkan? Bahwa aku menginginkanmu di sini? Kamu hanya benda. Alat. Kamu bisa diganti."

Aku berkedip.

"Kamu menyebutku istimewa."

Gepetto tidak mengatakan apa-apa. Setelah beberapa saat, aku membuang muka.

Kembali ke tempat bertenggerku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun