Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Redaktur dan Inspektur

8 Februari 2023   09:10 Diperbarui: 8 Februari 2023   09:13 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku ingin tahu berapa banyak dari itu hanya akting, berpura-pura menjadi bujangan yang riang dan liar di siang hari, tetapi menjalani kehidupan rahasia di malam hari," renung Inspektur.

"Aku bisa membayangkan," jawab Redaktur. "Setidaknya, bisa mengawasi kekasihnya kapan pun, memastikan dia memiliki pekerjaan yang memuaskan, dibayar dengan baik, dan memiliki semacam kehidupan normal untuk dijalani."

Kedua pria itu terdiam. Inspektur menyesap minumannya. Redaktur mengisi lagi gelasnya.

"Apakah menurutmu mereka tahu?" tanya Redaktur.

"Meragukan. Memang, orangku detektif hebat, tapi perhatiannya terfokus pada hal lain, pada hal-hal yang lebih penting. Kriminal."

"Aku tak yakin. Kenapa? Aku sudah lama memutuskan untuk membiarkannya berbohong. Tidak banyak yang bisa melewati wartawan tua ini, aku bisa memberitahumu itu. Terlihat jelas dari seringnya dia bolos kerja. Tapi kadang-kadang aku harus memberangus sebuah cerita untuk kebaikan yang lebih besar. Itu adalah sesuatu yang kurang akhir-akhir ini."

Inspektur mengangguk. "Aku mendapat banyak masalah dari atasan ketika mulai, dan menghabiskan banyak waktu untuk menyelidiki dengan siapa sebenarnya aku berurusan. Berhasil juga."

Kedua pria itu tersenyum penuh arti satu sama lain. "Tapi aku lebih suka dia di sisiku daripada dikurung di rumah sakit jiwa."

"Kurasa mereka tidak lagi menyebutnya begitu," kata Redaktur. "Mungkin klinik psikoterapi."

"Yah, bagaimanapun juga, lebih baik dia ada di mansionnya, agar aku bisa mengawasinya jika perlu."

Seperti kebiasaan, kedua pria membayar sendiri-sendiri. "Semakin sulit untuk bertemu tanpa menimbulkan kecurigaan mereka," kata Inspektur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun