Dalam enam minggu terakhir, premi saya naik empat kali lipat. Saya harus berganti perusahaan asuransi delapan kali. Mobil saya adalah bangkai logam yang amburadul, berbintik-bintik dengan tanda kapur dan dempul, penyok dan goresan, bempernya terlepas, pintunya susah untuk dibuka dan kapnya terlihat seperti keripik kentang. Dan jika kamu melihat mobil saya dari belakang, kamu akan melihat kerangka luar dari lakban yang menjaga bagasi tetap tertutup dan lampu belakang tidak hancur.
Tapi sekali lagi, gairah--gairah sejati selalu meninggalkan tanda.
Saya tersenyum saat memikirkan semua wanita cantik yang akhirnya akan saya temui. Kalimat pendekatan saya dibangun nerdasarkan kendaraan mobil: Ups, maaf --Astaga, saya tidak melihat Anda --Saya merasa tidak enak... ini salah saya --Tukang urut mahal. Biarkan saya memberi Anda gosok punggung dan ... Ini SIM dan nomor telepon saya. Telpon saya. Tolong. Lampu saya hampir tidak bersinar, tetapi ponsel saya selalu menyala.
Saya suka melatih kalimat-kalimat yang akan saya katakan kepada mereka di kepala saya, tepat sebelum momen tabrakan: Sebagai pejalan kaki, saya tidak terlihat oleh Anda. Tapi sebagai pengemudi, saya adalah pendobrak di hati Anda. Kalimat-kalimat seperti itu.
Taktik saya belum pernah menghasilkan kencan tetap jangka panjang. Tapi kemungkinannya menguntungkan saya. Saya hanya perlu memperbanyak kesempatan.
Saya berada di simpang antara Jl. Hayamwuruk dan Jl. Majapahit ketika saya menemukan calon yang lain.
Saya belum pernah melakukan dua aksi dalam satu hari, tetapi selalu ada saatnya untuk yang pertama.
Dia dengan cepat berbelok ke Jl. Gajahmada. Saya menekan pedal gas. Bodi mobil saya bergemerincing seperti sekumpulan kunci. Di belakang saya, terdengar knalpot mobil saya terkentut-kentut.
"Kamu bisa!" kata saya pada diri sendiri. "Jangan biarkan dia lepas dari pandanganmu."
Dia cantik, rambutnya kribo, ramping dan langsing. Saya belum pernah menabrak rambut kribo. Saya inginkan dia. Saya termotivasi....
Saya mengambil jalan pintas, melihatnya meluncur di blok berikutnya. Saya semakin dekat... semakin dekat ketika tiba-tiba kepala saya terbang ke arah kaca depan mobil saya yang sudah retak. Terdengar suara kaca pecah dan derak logam beradu logam.