Mustahil terjadi padanya untuk kedua kalinya pada hari itu menyadarkan Kuntum. Dia menyadari bahwa dia tertidur untuk sesaat, dan yang baru saja dia alami hanyalah mimpi buruk.
Awang datang dengan berjalan cepat ke dalam kamar. Kuntum senang melihatnya, dan menyadari bahwa napas Awang yang yang memburu adalah suara yang membangunkannya.
"Ada apa, Sayang? Apa kamu berlari menaiki tangga?" Kuntum bertanya, merasakan kantuk dari mimpinya hilang.
"Uhm  ... iya, Sayang. Aku segera kembali agar kamu tidak takut, kan?"
"Tentu saja, Sayang. Aku senang kamu kembali begitu cepat. Sekarang naiklah ke tempat tidur agar aku bisa memelukmu."
Merasa dia telah berhasil lolos dari ketakutan tanpa membuat Kuntum menyadarinya, Awang naik ke samping istrinya dan menciumnya.
Kuntum tahu. Awang bisa tahu bahwa istrinya tahu dari binar di matanya sesudah Kuntum melepaskan bibirkan.
BERSAMBUNG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H