Keyakinan terpancar di wajah lelah Zaki. "Gua sebesar ini bisa memiliki banyak rongga. Mungkin Miko sudah menemukannya."
Tiwi mencengkeram rompi kuningnya. Jantungnya berdebar kencang.
Aku harus berpikir positif, pikirnya. Tetapi ternyata tidak semudah yang dikatakan.
Bagaimana jika Miko tersesat? Atau lebih buruk lagi, bagaimana jika dia kehabisan udara?
"Hei, kalian denger suara gue, nggak?" Suara Miko bergema dari sisi lain dinding gua.
"Kalian siap untuk membobol penjara? Gue udah lihat daratan, dan itu---wow!---Kalian nggak akan percaya! Amazing, bro!"
"Wuuuhu!" teriak Zaki. "Mik, lu emang keren!"
Tiwi tersenyum sementara air matanya kembali mengalir. "Dia baik-baik saja. Dia menemukan jalan keluar."
Mata biru Zaki berbinar saat dia menyeringai. "Ini adalah berita terbaik yang pernah ada!"
Tiwi menangkupkan tangannya seperti megafon dan mengarahkan suaranya ke celah tinggi di batu. "Fantastis! Kamu berhasil, Mik. Tarik napas dalam-dalam dan cepat ke sini."
Dia tersenyum semakin lebar ketika lengan Zaki melingkari pinggangnya dan membawanya ke air yang dalam.