Dokter itu menatapku tajam. "Saya belum bisa memberi jawaban," jawabnya singkat.
Dia menoleh ke salah satu petugas ambulans. "Ayo, kita ke rumah sakit."
Aku duduk di kursi tarik di belakang ambulans, menatap tajam Nyonya Ria yang berbaring diam dengan mata terpejam. Dokter mengeluarkan peralatan dari tasnya yang tergeletak di tandu lainnya.
Tiba-tiba Nyonya Ria mendesah gemetar. Matanya berkedip terbuka dan dia mencoba berbicara. Aku mencondongkan tubuh ke depan.
"Ada apa, Nyonya?" tanyaku.
Dia memaksakan kata-kata itu keluar, tetapi hanya dengan teramat lemah. "Ratna ... Dadali ...."
"Ya?" kataku. "Ada apa dengan dia?"
Nyonya berkata dengan suara berbisik sehingga aku hampir tidak bisa mendengarnya. "Dia ... tidak ... bertemu ... David ... Raja."
"Dia tidak bertemu David?"
Nyonya Ria menggelengkan kepalanya dengan sangat lambat.
"Tidak ... dia berbohong ... Dia tidak ... lihat ... David ...."