Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kasus Sang Harimau (Bab 37)

18 Oktober 2022   14:00 Diperbarui: 18 Oktober 2022   16:31 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

"Aku tidak bertanya," jawab Danar. "sebaiknya aku tanyakan dului."

Dia kembali ke telepon dan saya mendengar dia bertanya. Ketika kembali, dia berkata, "Katanya Namanya David Raja."

"David Raja?" kataku tidak percaya.

"Begitu yang dia bilang."

Aku pergi ke meja bar dan mengangkat gagang telepon. "Halo, David, ini aku, Handaka."

David bukanlah tipe orang yang berbicara dengan kalem, terutama di telepon. Aku langsung mengenali suaranya, tapi terdengar lebih tegang dari biasanya, khawatir, dan lebih seperti ketakutan. Dia berkata dengan terburu-buru, "Han, itu kamu? Dengar, kamu harus--"

Aku menyela. "Dari mana saja kamu?" aku menuntut. "Aku sudah mencarimu ke mana-mana. Kamu ada di mana? Mengapa tidak muncul di sini minggu lalu?"

Dia memotong dengan sederet kata-kata dengan terburu-buru. "Kamu harus berhenti mengejarku! Kamu harus melupakan bahwa aku pernah ada, mengerti?"

"Tidak, aku tidak mengerti!" jawabku. "Apa maksudmu, 'melupakan bahwa kamu ada'? Tidak gampang untuk melupakanmu, bro! Kamu lupa kalau berutang banyak padaku? Kalau kamu belum tahu, perusahaan peninggalan keluargaku sudah taka da lagi dan masih mempunyai kredit empat miliar di bank. Bagaimana dengan itu?"

"Apakah uang yang membuatmu khawatir?" kata-kata David terdengar ragu-ragu.

"Oh, sama sekali tidak, kawan!" kataku sinis. "David, kita harus berjumpa---dan segera. Banyak urusan yang harus kita selesaikan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun