Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kasus Sang Harimau (Bab 36)

17 Oktober 2022   16:30 Diperbarui: 22 Mei 2023   20:07 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

Dr. Nasir tampak begitu tenang dan ramah, sangat mirip dengan gambaran seorang dokter kampung yang ramah, sehingga aku sempat ragu sejenak, sampai aku teringat sesuatu yang Joko ceritakan kepadaku tentang beberapa orang yang bekerja untuknya dan lawannya.

"Tidak cukup hanya memainkan peran," dia berkata, "Kamu harus menjadi orang yang Anda tiru."

Setelah melihat Sambadi dan Bahrum beraksi, aku mengerti maksudnya. Sambadi begitu menyatu dalam penyamarannya sebagai distributor alat pancing yang kumuh hingga dia sangat mungkin memeriksa buku pesanannya setiap malam sebelum tidur. Bahrum sebagai seorang sersan Angkatan Darat hampir pasti sangat ingin dipromosikan menjadi Sersan Mayor.

Merasa agak lebih pintar sekarang, aku berkata, "Aku punya pertanyaan yang agak aneh untuk ditanyakan, Dok. Aku harap Anda tidak akan tersinggung."

"Tenang saja," kata Dokter Nasir sambal tersenyum lebar. "'Setelah dua puluh lima tahun berpraktik umum, aku tak lagi tersinggung karena apa pun juga."

"Dokter ingat Diego, si pelaut Kuba?"

Dr. Nasir tampak terkejut. "Tentu. Bagaimana aku bisa melupakan dia. Mengapa?"

"Aku ada di sini karena dia. Makanya aku bilang ini akan menjadi pertanyaan yang aneh."

Aku ragu-ragu sejenak, lalu bertanya terus terang, "Apakah Diego benar-benar sudah meninggal?"

Dr. Nasir menatapku dengan heran. "Kamu serius?"

Aku mengulangi pertanyaanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun