Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kasus Sang Harimau (Bab 36)

17 Oktober 2022   16:30 Diperbarui: 22 Mei 2023   20:07 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

Aku menempuh perjalanan panjang ke Anyer dengan pikiran yang berkecamuk bingung. Bepergian di jalan pantai yang nyaris sepi ke Cilegon, mencoba meninjau kembali peristiwa beberapa hari terakhir dan orang-orang yang terlibat: David Raja yang telah menghilang tanpa jejak dan sekarang berada di sisi lain hukum, Ratna Dadali aktris yang sayangnya bertunangan dengan seorang pria yang, sejauh yang ku lihat, hanya bisa membawa masalah dan kesedihan, Tuan Syarif dan istrinya yang sifat baik hatinya tidak dapat menyamarkan nuansa kejahatan, Steben Damanik makelar mobil yang entah kenapa membeli mobil dengan harga yang tidak masuk akal dan mengadakan pertemuan sembunyi-sembunyi dengan seorang kapten laut Kuba,  Diego anak buah kapal yang dinyatakan meninggal tetapi sepertinya masih hidup, Kartika anak perempuan dengan pesona bidadari, yang namanya berarti 'Bintang', yang digumamkan oleh Diego dalam koma beberapa jam sebelum meninggal -- atau tidak.

Aku sampai pada kesimpulan bahwa satu-satunya jalan adalah mengikuti instruksi Joko dan menjaga akal sehatku. Kembali ke Anyer tempat rangkaian peristiwa yang aneh dan mengerikan ini dimulai ...

Danar Hadi menyambutku dengan sangat antusias. Sambil minum di bar, dia berkata, "Kali ini Anda pasti membawa cuaca yang lebih baik. Apakah Anda datang untuk menemui teman Anda itu?"

"Tidak," jawabku, "sebenarnya aku datang untuk berbicara dengan Dr. Nasir Didi."

 "Oh, benarkah?" tanya Danar antusias.

"Aku meneleponnya dari Jakarta. Dia akan datang ke sini sebentar lagi."

Danar mengelap bibir gelas dan memeriksanya dengan seksama. "Banyak dokter spesialis di klinik mewah di Jakarta," katanya. "Rasanya Anda jauh-jauh ke sini bukan untuk berobat."

Dia mendongak saat Dokter Nasir masuk ke bar. "Ah, itu dia orangnya."

Dr. Nasir menyapaku ramah. "Senang bertemu denganmu lagi," katanya.

Aku juga," kataku. "Mau minum apa?"

Dr. Nasir menggelengkan kepalanya. "Terlalu pagi untuk minum, terima kasih. Ada masalah yang sangat mendesak apa yang ingin kamu tanyakan dariku?" dengan senyum berseri-seri padaku dan sangat ramah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun