Rano dan Anhar berdiri, meletakkan tangan mereka di besi pembatas yang memisahkan penumpang datang dan naik.
"Kamu sebetulnya diterima di Kedokteran, kan?" Rano bertanya tanpa mengharapkan jawaban. "Selamat."
Anhar tersenyum. "Bukan Kedokteran, tapi Fisika Kedokteran. Fakultas MIPA."
"Wow. Kamu salah tulis di Formulir Pendaftaran?" tanyanya bingung, dan bertanya lagi, "Dan apa itu Fisika Kedokteran?"
"Fisika yang berkaitan dengan alat-alat kedokteran."
Rano berpikir, mengangguk dan tersenyum.
"Nah, adikku bilang aku harus kuliah, dan karena aku tidak menyukai Kedokteran, dia sarankan aku mengambil jurusan yang aku suka agar lulus universitas dengan cepat dan mendapatkan pekerjaan. Sejak Mama sakit, keadaan akan menjadi sulit bagi kami."
Rano menatap Anhar dan tersenyum. Anhar sadar bahwa harus kuliah dan untuk mewujudkan mimpinya dengan tidak mengambil jurusan yang akan sia-sia ketika akhirnya lulus.
Dia ingat kepada para tetangganya di rusunawa yang memberikan ucapan selamat padanya.
"Aku yakin kamu akan jadi lulusan terbaik dan takkan perlu lagi mengkhawatirkan soal uang setelah lulus dan bekerja."
Tapi apa yang dibacanya dari internet tentang hukum sebagai sebuah profesi tidaklah menggembirakan. Berapa banyak lulusan Fakultas Hukum yang menganggur? Terlalu banyak pengacara daripada yang dibutuhkan.