"Buku lain? Tapi saya tidak tahu apakah saya akan kembali. Saya tidak tahu apakah saya bisa kembali."
"Aku tahu apa yang bisa kita lakukan."
Kamu mengajaknya ke rak buku yang dikelilingi anyaman kawat.
"Ini buku sumbangan yang sudah dicoret dari daftar inventaris. Orang-orang dapat membacanya di waktu luang atau membawanya pulang."
Dia meraih sebuah buku. Jari-jarinya membelai stempel di halaman judul.
"Anda yakin?" Ada nada rindu yang lembut di sana.
"Tentu saja. Ambil yang itu. Baru saja terbit awal tahun ini. Bagus, banyak aksi, tapi penuh harapan."
"Semoga," gumamnya sambil memasukkannya ke dalam ranselnya yang penuh. Tanpa kesulita Buku kecil itu masuk dengan mudah. Dia menegakkan tubuh, ransel tersampir di bahunya.
"Saya harus pergi. Perjalanan saya masih panjang."
Dia tidak menyebutkan tujuan, dan kamu tidak bertanya.
"Terima kasih sudah mampir!"