"Secara keseluruhan, saya menghargai hidup saya lebih tinggi saat ini," jawabnya, mencoba tersenyum.
"Kalau begitu lupakanlah apa yang hendak kusampaikan," lanjut inspektur. "Ini tugas sukarela. Tidak ada kepastian akan berhasil. Ini tentang siapa pun yang menanganinya apakah akan sarapan roti dan telur besok pagi."
"Tugas apa, komandan?" tanya Prima.
Inspektur mendongak.
"Kau pernah mendengar tentang manusia tanpa wajah?"
Prima menatap sambil berpikir.
"Kasus di Bekasi itu? Luka bakar yang parah?"
Kepala yang besar itu menggelengkan dengan tidak sabar.
"Bukan. Masduki di Surabaya beberapa tahun yang lalu, bereksperimen dengan bahan peledak baru di laboratorium. Dia mengangkat tangannya tepat waktu untuk menyelamatkan matanya dari kebutaan."
"Sepertinya aku ingat," jawab Prima.
"Selalu memakai topeng merah sejak kejadian itu," kata inspektur.