Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dongeng yang Salah

20 Maret 2022   13:13 Diperbarui: 20 Maret 2022   13:14 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dia melihatku saat aku berjuang untuk menahannya, memaksa api kembali ke tanah sebelum membakarku. Dia, gurun pasir.

Dia tidak tahu apa yang dia lihat, hanya api yang sebelumnya tidak ada, dan seorang pria yang mengatakan tak menghendakinya. Dia terlihat seperti akan menangis.

Dan dia menceritakan kisah itu lagi, meskipun itu salah.

"Dahulu kala," dia memulai, dan menatapku untuk memberikan kata-kata yang akan datang berikutnya.

"Seorang ilmuwan yang tidak siap yang mengira dia adalah orang asing pergi mendaki, dan tersesat di padang pasir."

"Tidak. Seorang pahlawan pergi dari rumah untuk menyelesaikan sebuah misi."

Aku telah mengenal banyak kesatria, tetapi di tempat yang berbeda pada waktu yang berbeda.

Di sini dan sekarang,  mungkin ada sesuatu untuk itu. Mungkin pria dan wanita pengamat dan data adalah kesatria zaman ini.

Aku tidak dalam posisi untuk menyangkal keberadaan sihir, atau bahwa dia mungkin sedang dalam sebuah pencarian, atau bahwa pencariannya telah berakhir di sini.

"Dia diselamatkan," aku mengingatkan dia, "dehidrasi dan terluka, oleh seorang wanita yang hidup bahagia sendirian dan tidak membutuhkan teman. Dia menerima bantuan dan keramahannya dan kemudian menolak untuk kembali ke tempat asalnya."

"Dia disembuhkan oleh penyihir gurun pasir, dan terpesona olehnya. Kekuatannya begitu besar sehingga dia tidak bisa pergi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun