Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

CMP 47: Indila dan Kucingnya

6 Maret 2022   07:00 Diperbarui: 6 Maret 2022   07:03 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku tertawa. "Kedengarannya seperti kucing yang cerdas!"

"Seseorang bilang kamu tinggal sendirian di rumah bergaya Neo Renaisans yang besarnya pakai banget. Apakah kamu enggak kesepian?"

Aku tersipu. Jangan-jangan di jidatku tertulis besar-besar dengan spidol, 'Duda Kesepian'? Sejak Tinneke pergi setahun yang lalu.

"Tidak juga."

"Boleh aku main ke rumahmu?" Dia menyunggingkan senyum manis yang menawan, merapikan rok hitam sedikit di atas dengkul. Kaki yang ramping panjang dengan kuku dicat oranye.

***

Jadi, sebagai kurator dan pelindung masyarakat seni di wilayahku, aku menunjukkan kepadanya galerku yang menampung sejumlah karya terbaik warga kota.

Dia menelusuri kukunya di atas pemandangan laut yang murung yang dieksekusi dengan cat minyak.

"Hati-hati! Itu lukisan mahal!"

"Ini dilukis oleh buyutku Mahmudi. Dia tinggal di Cilacap."

"Betulkah?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun