Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Payah!

16 Februari 2022   11:28 Diperbarui: 16 Februari 2022   11:35 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendi dan Ucup mungkin bahkan tidak tahu apa artinya balas dendam. Kalau tidak, kata itu pasti telah menghapus senyum dari wajah bodoh mereka dan mengingatkan mereka mengapa dia adalah ketua geng mereka, meskipun tidak resmi.

"Apa yang akan kita lakukan?" tanya Pendi.

Arman berhenti mondar-mandir dan menyipitkan matanya. "Kita akan merampok simpanan permen mereka."

Mata anak-anak laki-laki itu melebar. Gudang permen rumah pohon adalah urban legend di lingkungan mereka.

***

Senja mereda, melukis langit dengan awan berpola kawin silang isi jeruk bali dan jeruk keprok.

Ucup mengintip melalui teropongnya uang ditujukan ke rumah pohon.

"Mereka pergi!" dia mengumumkan.

"Yakin?" tanya Pendi.

"Tentu saja aku yakin, bodoh. Mereka sedang menuruni tangga sekarang."

Arman menyeringai. "Bagus sekali. Sekarang waktunya. Ingat tugas masing-masing kalian?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun