Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Payah!

16 Februari 2022   11:28 Diperbarui: 16 Februari 2022   11:35 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendi memutar bola matanya. "Yeah," gumamnya.

"Ada masalah?" Arman menuntut. Seorang ketua geng yang tegas tidak akan menerima penghinaan seperti itu.

"Aku tidak mau menjadi pengintai. Tidak menyenangkan."

Arman menahan diri untuk tidak menyuruh Pendi tutup mulut dan melakukan apa yang dia suruh. Dia tahu, pendekatan yang lebih lembut akan membuahkan hasil yang lebih baik.

"Ini pekerjaan penting!" Dia menepuk pundak Pendi. "Pengawasan yang baik sangat berguna untuk keberhasilan operasi. Dan kamu akan mendapatkan permen yang sama seperti kami berdua."

Pendi masih tampak tak yakin, tetapi setidaknya terlihat tidak terlalu sedih.

"O,h baiklah." Dia mengambil sapu yang tergeletak di tanah di sampingnya.

Arman menatapnya penuh harap.

"Aku berjaga-jaga, dan jika aku melihat ada yang datang atau tanda-tanda bakal ada masalah, aku memberi isyarat dengan membunyikan lonceng dengan gagang sapu."

"Bagus." Arman mengangguk. "Ucup?"

"Aku sudah menulis catatannya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun