3.b. Masalah politik disangkut hal itu.
4.a. Kita berasaskan Pancasila.
4.b. Pancasila kita perasaskan.
5.a. Pepi menjadi penjual seblak seuhah.
5.b. Penjual seblak seuhah dijadi Pepi.
6.a. Linda menyerupai bibinya.
6.b Bibinya diserupai Linda.
Verba menyangkut, berasaskan, menjadi, dan menyerupai dalam kalimat 3a, 4a, 5a, 6a merupakan verba semitransitif karena mengungkapkan hubungan antara dua wujud, sedangkan peristiwa yang dinyatakannya hanya diperikan dari sudut hal itu, kita, Pepi, dan Linda.
Wujud yang kedua tidak bisa menjadi titik tolak pemerian peristiwa yang sama dengan bentuk verba semitransitif. Wujud yang kedua: masalah politik, Pancasila, penjual seblak seuhah, dan bibinya disebut pelengkap.
Verba yang tidak dapat berobjek atau berpelengkap kita sebut verba taktransitif. Misalnya: duduk, bercukur, tertawa, dan membisu. Juga ungkapan atau gabungan tetap, seperti menarik hati, berjalan kaki, membanting tulang, mencolok mata, termasuk verba taktransitif.
Akhirnya perlu dibicarakan subkelas dari verba transitif  dan verba semitransitif. Sebagian kecil dari verba transitif secara semantis tidak mengharuskan adanya objek pada bentuk aktifnya. Verba seperti itu dapat disebut verba transitif-taktransitif. Contohnya: membaca, makan, menulis.