Jadi, seperti apa suasana hatinya hari ini? Bagian mana dari kepribadiannya yang ingin dia tonjolkan?
Dia merasa perlu tampil sedikit berbeda.Â
Bagaimana dengan topi Harley Davidson? Tidak, itu akan membuatnya terlihat terlalu macho.
Atau topi Discovery Channel. Tidak, terlalu intelektual.
Dia bisa saja memilih topi warna-warni dengan merk cat tembok. Apakah tidak terlalu nyentrik?
Mungkin dia harus mengenakan topi yang menyiratkan kepribadiannya yang kompleks, katakanlah topi pengemudi truk yang diputar ke samping dan sedikit ke belakang, gaya gangsta.
Atau dia bisa mengenakan topi kupluk wol bergaris-garis kuning dan hitam itu, membiarkan pucuknya berjulai ke samping. Orang-orang akan bingung menebak sisi senimannya.
Sungguh merupakan dilema, dan terpikir olehnya bukan untuk pertama kalinya, bahwa mungkin dia punya terlalu banyak pilihan. Mungkin dia harus sedikit mempersempit koleksinya agar membuat paginya lebih sederhana. Namun pada saat yang sama dia tahu bahwa dia tidak akan bisa melepaskan salah satu topinya. Tidak satu pun. Dia tidak punya album foto, dia tidak membeli suvenir, dia tidak menulis diary. Tidak. Mahiwal hanya punya topi.
Sebenarnya, dia pikir itu hal yang cukup bagus. Bagaimana dia mengobrak-abrik ingatannya setiap hari saat dia membuat pilihan tutup kepala. Itu membuatnya tetap membumi, mengingatkannya posisinya dalam hidup, berapa banyak yang telah dia capai.
Seiring berlalunya waktu, setiap topi menjadi sangat bermakna. Pengalaman yang tersimpan di dalamnya saat dipakai, dan itu mendapatkan posisi yang semakin kompleks dalam citra dirinya.
Dia mungkin memilih topi untuk memulai hari, tetapi seiring berjalannya waktu, pada akhirnya topilah yang mendefinisikannya.