Tinneke memandangnya penasaran. "Kenapa Anda datang?"
"Aku sangat merindukanmu. Lebih dari yang kamu tahu," katanya, meraih tangan mungil dan meremasnya dengan lembut. "Apakah kamu mengenaliku?"
"Anda teman saya, tapi saya tidak bisa mengingat nama Anda. Bisakah kita tetap berteman?" dia bertanya. "Selamanya, seperti saat ini?"
"Ya, Tinneke," jawabnya sambil membelai tangannya. "Selamanya. Seperti sekarang ini."
Tinneke mencium pipi Himawan yang berlinang air mata dan berbisik perlahan, "Cintaku, Himawan-ku. Kamu di sini bersamaku, selamanya."
Bandung, 19 Desember 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H