Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hamil

2 Desember 2021   20:40 Diperbarui: 2 Desember 2021   20:52 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal lain yang dikatakan para spesialis adalah, bahwa pria membutuhkan waktu lebih lama untuk benar-benar membuat ikatan dengan anak mereka. Yang satu ini aku percaya. Aku perlu memeluknya, untuk menggendong dan mengayun-ayunkannya, atau mendengarnya tertawa. Merasakan jari-jari mungilnya mencengkeram jariku dengan erat. Namun, aku tak pernah mendapat kesempatan.

Meski begitu, aku mengerti betapa besar kekecewaan Karin. Tidak ada yang merasakan apa yang dia lalui, dan sejujurnya aku tidak memiliki imajinasi untuk membayangkan sesuatu yang lebih menyiksa yang patut dialami manusia.

Pada awalnya, Karin menolak untuk membicarakannya. Untuk membicarakan apa pun.

Selama bulan pertama, dia tidak makan atau minum atau bahkan mandi. Aku memperhatikannya hari demi hari semakin layu. Dia bagai mawar Valentine di Hari Kemerdekaan.

Aku tetap bekerja, move on, mencoba mempertahankan kelangsungan kehidupan kami berdua. Tetapi aku kalah.

Aku mencintainya lebih dari yang bisa kukatakan, tapi aku kalah. Dan tidak ada cinta yang bisa mengubah fakta itu.

Bahkan sekarang, meski menyakitkan untuk mengakuinya, tetapi emosiku mulai hilang.

Suatu malam, aku memaksanya ke kamar mandi, berteriak. Dia mencakar dan memukul, bahkan menggigit. Tapi aku tidak mundur.

Ini harus berhenti entah bagaimana, entah dengan cara apa.

Aku berusaha menjangkau jiwanya, berusaha terlalu keras untuk mengubah sesuatu yang tidak dapat diubah. mengeringkan samudra dengan sendok. Dia terjebak ke dalam pelukanku dan perlawanan darinya berakhir.

Kami melewati titik balik malam itu. Perubahan yang terjadi di antara kami sangat halus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun