Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

00:00

17 September 2021   19:32 Diperbarui: 17 September 2021   19:35 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia menatap trotoar. Jika mereka tidak bisa mengunci pintu, apakah itu rumah mereka? Apakah ada yang menjadi milik mereka?

Dia menelan kemarahannya dan mencoba untuk membiarkannya berlalu, sama seperti nasihat yang dia berikan untuk pasien-pasiennya.

Istrinya berjalan menuju mobil dan masuk dengan cepat. Dia menatapnya untuk mengingat gerakan otot-ototnya: gluteus, gastrocnemius, deltoid, bisep. Dia memperhatikan warna mata dan lekukan bibirnya.

Tapi saat dia mobilnya mundur, dia berbalik karena malu. Dia tahu seharusnya dia berharap bahwa istrinya berhasil, tetapi yang dia inginkan hanyalah untuk dapat melihatnya lagi.

Bandung, 17 September 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun