Dia menatap trotoar. Jika mereka tidak bisa mengunci pintu, apakah itu rumah mereka? Apakah ada yang menjadi milik mereka?
Dia menelan kemarahannya dan mencoba untuk membiarkannya berlalu, sama seperti nasihat yang dia berikan untuk pasien-pasiennya.
Istrinya berjalan menuju mobil dan masuk dengan cepat. Dia menatapnya untuk mengingat gerakan otot-ototnya: gluteus, gastrocnemius, deltoid, bisep. Dia memperhatikan warna mata dan lekukan bibirnya.
Tapi saat dia mobilnya mundur, dia berbalik karena malu. Dia tahu seharusnya dia berharap bahwa istrinya berhasil, tetapi yang dia inginkan hanyalah untuk dapat melihatnya lagi.
Bandung, 17 September 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H