Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

CMP 12: Nyanyian Bintang Tercurah dari Langit

4 Juli 2021   09:34 Diperbarui: 6 April 2022   00:02 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku mempelajarinya."

Tawaku meluncur ke angkasa. "Kamu benar-benar kutu buku, Yvonne."

Tidak, aku tidak bermaksud mentertawaimu. Meskipun aku acapkali serius, tapi ini bukan hinaan. Tetap saja, pipimu semakin memerah, dan mungkin aku menikmatinya.

Kamu berguling meraih pointer laser-mu, menyembunyikan pipimu yang membara ke tanah.

Aku bergerak dan kakiku menggesek rerumputan, menimbulkan bunyi gemerisik pelan dan lembut.

"Lihat, mamaku bilang bintang-bintang bernyanyi. Begitulah cara kita mengikuti mereka."

Kamu tampak lega karena aku tak lagi melanjutkan bahasan tentang kekutubukuanmu. Kamu tertawa, meskipun seringaimu tak menyembunyikan muntahan potongan-potongan apa yang kamu telan tentang benda-benda langit. "Bintang tidak bernyanyi. Mereka adalah bola gas dan ... macam-macam lagi."

"Itu karena kamu tidak mendengarkan."

Rumput merintih saat aku berguling membalikkan tubuh semakin dekat ke arahmu. "Mama mengatakan lagu-lagu mereka dicurahkan melalui langit seperti hujan. Kita hanya harus memperhatikan dan mendengarnya."

Kamu menjadi penasaran, kan? Karena kamu memiringkan kepala, menajamkan pendengaran mengarahkan lubang telinga  ke langit. Aku tahu, bintang-bintang terdengar sangat mirip dengan dengung kering jangkrik dan kumbang, ditambah suara latar pikap diesel yang melintas di kejauhan.

"Bukan begitu caranya," kataku sambil tersenyum. "Sini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun