Didi sambil tertawa terbahak-bahak sepertinya mencomoohkan aku karena belum mengerti.
" Ha,,,ha,,,ha,,,ha,,,ha,,,ha,,,ha,,, anak koruptor tadi dalam ceritanya suka mencemoohkan teman-temannya yang di anggap bodoh, miskin, dan rendah tak berati dengan kalimat sensasi. Padahal mami dan papi bahkan anak-anknya yang SENSASI.
Mereka senang makan sisa, ya sisa keringat para rakyat kecil-kecil yang di anggap rendah. Bukankah uang hasil korupsi semestinya datang dari rakyat dan milik rakyat lagi.
Aku termenung. Benar juga nih Didi.
Wah terimakasih Didi ceritamu," Selamat Pagi Korupsi, Selamat Gempor Kuruptor.
Mudah-mudahan saja para kuruptor pada gempor sono sebelum matimu!!!
Gempor = gak bisa jalan, jalannya merayap kaya binatang melata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H