Mohon tunggu...
Yoga Anastio
Yoga Anastio Mohon Tunggu... -

Semoga Impian Yang Sudah Lama dinantikan akan menjadi kenyataan.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Selamat Pagi, Korupsi, Selamat Gempor Koruptor

20 Januari 2011   05:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:22 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Bung Rhoma dengan aksi lagunya begini " Yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin". Ini sepenggal kalimat nyanyian yang selalu hinggap di hati karena mudah di kaji dan bukti yang sedang meraja lela di negeri tercinta ini.

Kembali pada pertanyaan Syanti seakan membuka malu papi dan mami yang tahu persis apa arti pertanyaan anaknya tadi.

" Sudahlah anak mami yang manis ini, kitakan lagi sarapan pagi entar papi yang jawab sambil mengantar sekolah di mobil mewahmu nanti, " dengan suara lemah lembut maminya menuntaskan pertanyaan Syanti yang masih jadi unek-unek di hati si kecil ini.

Syanti tidak mengetahuinya jika papinya ahli kurupsi sebagai koruptor kelas tinggi.

Isrtinya engga bego ko, masa istri pejabat bego? Pasti tahu apa yang sedang di lakukan sang suami. Dia bisa menghitung jumlah  kekayaan yang harus dimiliki dari jumlah gaji yang harus diterima dan dikurangi lagi pengeluaran kebutuhan keluarga sehari-hari.

Apalagi masih mempunya anak yang lagi kuliah di luar negeri? Wah bearti ini sudah berkarat di besi menjalani korupsi?

Bayangin aja punya anak kuliah di luar negeri dengan biaya sendiri, rumah mewah bahkan serba tak akan bisa terjangkau oleh orang-orang biasa, menengah, kaya asli untuk memiliki model rumah ini yang bagai istana bagi sang putra-putri idman hati. Pokoknya jangan mau deh membayangkan betapa mewahnya rumah, dan betapa serba mordenisasi semua isi rumah ini. Alat-alat elektronik dari alat pembersih lantai, kamar mandi, mesin pencuci, dapur. Apalagi dengan berpuluh-puluh mobil bergengsi, tivi berlayar tipis yang besarnya kaya layar di studio film, laptop di setiap sudut. Sudah deh masih banyak lagi alat-alat serba mewah sebagai isi rumah papi ini.

Terus engga ketinggalan istrinya banyak lagi.  Apa istri benaran entah istri beli? Wah ngawer ini orang berpikir selalu negatip pada manusia kaya raya ini!

" Haiiiiiii, haiiiiiiiiiiiiiiii, haiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii!"

Aku tersentak dengan teriakan sahabatku ini. Kalimat yang ia lontarkan begitu memekik ditelingaku ini . Mulut dengan bibirnya yang manyun itu tepat di pasang di telingaku yang kiri. Aku benci. Aku marah pada Didi. Padahal dia sahabat sejati. Suka dan duka selalu di bagi. Seperti pada pagi ini. Didi sedang bercerita padaku ini. Ternyata mulut dia nyerocos  sejak tadi, malah aku tertidur yang di kira oleh Didi aku ini pendengar sejati.

Aku spontan minta maaf pada Didi. Padahal ceritanya sungguh bearti. Tentang korupsi. Tapi aku tak tahu pasti apa yang Didi paparkan berupa pengalam hidupnya, atau hanya dari membaca di koran, majlah tentang berita pagi. Didi hanya anak petani kecil di sebuah desa yang masih berbau tradisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun