Tanpa basa-basi aku membaut sameri.
Begini Didi jika kita hidup di dunia ini harus benar-benar tahu harga diri. Apalagi sudah beranak istri. Tentunya jangan lupa menjaga kekuatan Iman dan Taqwa di hati. Juga tanamkan pada anak-anak dan istri.
Pokoknya jangan sampai memiliki harta benda ini, dan menghidupi keluarga dan relasi hasil korupsi.
Didi kita hidup bakal mati. Semua kekayaan ini tidak akan bersama pergi dengan kematian nanti. Kecuali ada tiga perkara yang harus kita pahami, dan hayati saat kita mati nanti.
Satu : Amal perbuatan yang baik semanjak kita hidup di bumi.
Dua : Ilmu yang berguna yang kita pelajari dan memberi.
Tiga : Anak yang soleh/ah kekasih Illahi.
Akhirnya Didi sebagai orang desa walau sudah berumah tangga hanya bisa mangguk dan tersenyum berseri.
Didipun membalas memberi kesimpulan dari ceritanya ini pada sisi kalimat sensasi di atas tadi yang memiliki arti senang sarapan sisa ini.
" Wah kalau gitu benar deh para koruptor seneng sarapan sisa???"
" Apa maksudmu itu tadi? Aku malah jadi terbawa bego bicara ama Didi. Pertanyaan yang baru saja Didi lontarkan membuat hatiku terus mencari arti.