Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mimpi Bertemu Rasulullah SAW, Jalan Menuju Husnul Khatimah

16 September 2024   08:28 Diperbarui: 16 September 2024   12:51 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar: https://medan.tribunnews.com)

Malam itu, dingin terasa menusuk kulit. Angin bertiup kencang, membelai ranting pohon yang meliuk perlahan, seolah ikut menyampaikan pesan bahwa alam sedang berzikir mengingat Sang Pencipta. Ridwan, seorang pemuda yang baru kembali dari masjid, duduk termenung di depan teras rumah. Hatinya sedang resah, sesuatu yang dia sendiri tak mampu jelaskan.

Ridwan telah lama merasa ada kekosongan dalam dirinya, meskipun dia rajin menjalankan ibadahnya, mengikuti majelis ilmu, dan berusaha mendekatkan diri kepada Allah. Dia tetap merasa seperti ada jarak yang belum terjembatani antara dirinya dan keimanannya. Terlebih lagi, rasa rindu yang mendalam sering menyelimuti hatinya. Rindu pada sosok yang tak pernah dilihatnya secara langsung, tapi sangat berarti baginya: Rasulullah SAW.

Ridwan seringkali teringat cerita-cerita dari para sahabat tentang kebaikan, kelembutan, dan kasih sayang Nabi Muhammad SAW. Dia ingin sekali merasakan kedekatan seperti itu. Namun, meski berusaha keras, rasa rindunya tak pernah terpuaskan.

Suatu malam, setelah menghabiskan waktu membaca buku tentang kehidupan Rasulullah SAW, Ridwan menutup bukunya dan berdoa dengan penuh harapan. "Ya Allah, jika Engkau mengizinkan, pertemukanlah aku dengan kekasih-Mu, Nabi Muhammad SAW. Aku ingin sekali bertemu dengannya, walaupun hanya dalam mimpi."

Malam itu, Ridwan merasa ada yang berbeda. Dia berwudhu dengan khusyuk, memohon ampun atas segala dosanya, kemudian melaksanakan shalat malam. Dalam sujudnya yang terakhir, hatinya semakin kuat memohon. Air matanya berlinang, mengalir tanpa henti. "Ya Allah, aku tidak pantas meminta sesuatu yang begitu besar. Tapi aku rindu, sangat rindu bertemu dengan Rasul-Mu. Izinkan aku merasakan kehadirannya, walau sejenak."

Setelah menyelesaikan shalatnya, Ridwan merasakan kedamaian yang aneh di dalam hatinya. Tubuhnya terasa ringan, dan kelelahan yang biasanya mendera setelah seharian beraktivitas seolah sirna. Dia pun tertidur dalam keadaan hati yang damai.

Dalam tidurnya, Ridwan merasakan sebuah tempat yang begitu indah. Padang pasir yang terbentang luas, angin berhembus lembut, dan di depannya berdiri sebuah kota yang tak pernah dilihatnya sebelumnya. Madinah. Ridwan tahu itu Madinah, meski ia belum pernah menginjakkan kaki di kota suci itu.

Langkahnya terasa ringan, dan tiba-tiba saja kakinya melangkah menuju sebuah rumah yang sederhana namun penuh cahaya. Di depan pintu rumah itu, ada sosok pria berjubah putih, wajahnya bercahaya, dan senyumannya begitu menenangkan. Ridwan tak bisa berkata-kata. "Ini dia... ini dia Rasulullah!" hatinya bergetar, seolah ingin menangis.

Rasulullah SAW menatap Ridwan dengan penuh kasih sayang. Mata beliau teduh, memancarkan keikhlasan dan cinta yang tiada tanding. "Assalamu'alaikum," suara lembutnya menyapa Ridwan.

"Wa'alaikumsalam, ya Rasulullah," jawab Ridwan terbata-bata. Tubuhnya bergetar, antara tak percaya dan terlalu bahagia untuk berkata-kata. Air matanya mengalir deras, tanpa mampu ditahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun