Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mimpi Bertemu Rasulullah SAW, Jalan Menuju Husnul Khatimah

16 September 2024   08:28 Diperbarui: 16 September 2024   12:51 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar: https://medan.tribunnews.com)

Waktu berjalan. Ridwan tak lagi muda. Tubuhnya semakin lemah, tapi semangatnya untuk terus memperbaiki diri tak pernah surut. Dia semakin sering menghabiskan waktu di masjid, berzikir, membaca Al-Qur'an, dan menghadiri majelis ilmu. Setiap orang di sekitarnya merasakan perubahan yang sangat nyata dalam diri Ridwan. Teman-temannya mengagumi ketenangan dan kesabaran Ridwan dalam menghadapi setiap ujian hidup. Bahkan, ketika sakit-sakitan mulai menghampirinya, Ridwan tetap tersenyum dan bersyukur.

"Ini hanya ujian dari Allah," katanya dengan lembut setiap kali teman-temannya bertanya tentang kesehatannya. "Selama kita masih bisa beribadah, masih bisa mendekat kepada-Nya, itulah yang terpenting."

Suatu malam, di usia senjanya, Ridwan merasakan tubuhnya semakin lemah. Dia sulit bernapas, dan rasa sakit di dadanya mulai terasa lebih kuat. Namun, di tengah rasa sakit itu, hatinya tetap tenang. Dia tahu bahwa waktunya mungkin sudah dekat. Malam itu, setelah menyelesaikan shalat Isya, Ridwan berbaring di tempat tidurnya.

Sebelum memejamkan mata, dia berdoa dengan penuh harap, "Ya Allah, jika ini adalah waktuku, izinkan aku pergi dengan husnul khatimah. Temani aku dalam kematianku, dan pertemukan aku kembali dengan Rasul-Mu di akhirat nanti."

Ridwan memejamkan mata, dan dalam tidurnya, ia merasakan kedamaian yang sangat mendalam. Angin berhembus lembut di sekitarnya, membawa aroma harum yang tak pernah ia cium sebelumnya. Di tengah kegelapan itu, tiba-tiba ia melihat cahaya yang terang, cahaya yang sangat menenangkan.

Ridwan mendapati dirinya berada di sebuah taman yang indah, lebih indah dari apa pun yang pernah ia lihat di dunia. Di kejauhan, dia melihat sosok yang sangat ia rindukan: Rasulullah SAW, berdiri dengan senyuman yang sama seperti dalam mimpinya bertahun-tahun yang lalu.

"Assalamu'alaikum, ya Rasulullah," ucap Ridwan dengan suara bergetar. Air matanya kembali mengalir, tapi kali ini bukan karena kesedihan atau rindu, melainkan karena kebahagiaan yang tak terhingga.

"Wa'alaikumsalam, wahai anakku," jawab Rasulullah SAW dengan penuh kelembutan. "Kau telah berusaha dengan sebaik-baiknya. Kini, saatnya kau kembali kepada Tuhanmu, dengan hati yang tenang."

Ridwan tersenyum. Dia merasa seluruh beban hidupnya terangkat, dan kedamaian yang ia rasakan begitu mendalam. "Aku takut, ya Rasulullah. Apakah aku sudah cukup baik untuk bertemu dengan Allah?"

Rasulullah SAW mengangguk lembut. "Allah Maha Pengasih, wahai anakku. Dia menerima setiap hamba-Nya yang datang dengan hati yang ikhlas. Kau telah menjalani hidupmu dengan sebaik-baiknya, dan Allah akan mempertemukanmu dengan orang-orang yang kau cintai di surga nanti."

Ridwan tak bisa berkata-kata lagi. Dia hanya tersenyum, merasakan kebahagiaan yang tak bisa digambarkan. Kemudian, perlahan, cahaya itu semakin terang, dan Ridwan merasa dirinya ditarik menuju tempat yang lebih tinggi, lebih dekat kepada Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun