Keesokan harinya, ketika adzan Subuh berkumandang, tetangga Ridwan yang biasa mengajaknya ke masjid merasa ada yang aneh. Biasanya, Ridwan sudah menunggu di depan rumah, siap berangkat bersama-sama. Namun, pagi itu, Ridwan tidak terlihat. Tetangganya pun mengetuk pintu rumah Ridwan, tapi tidak ada jawaban. Dengan perasaan cemas, mereka memutuskan untuk masuk.
Di dalam rumah, mereka menemukan Ridwan berbaring di tempat tidurnya, dengan wajah yang tenang dan senyuman kecil di bibirnya. Tubuhnya sudah dingin, tapi tidak ada tanda-tanda kesakitan atau kegelisahan. Ridwan telah pergi, meninggalkan dunia ini dengan damai, dalam keadaan husnul khatimah.
Kabar wafatnya Ridwan cepat menyebar di kalangan tetangga dan sahabat-sahabatnya. Mereka semua datang untuk memberikan penghormatan terakhir. Banyak yang menangis, tapi bukan karena kesedihan semata. Mereka menangis karena merasa kehilangan seorang sahabat yang selalu mengingatkan mereka akan keindahan akhirat dan pentingnya beribadah dengan ikhlas.
"Ridwan adalah contoh dari hamba yang selalu berusaha untuk dekat dengan Allah," kata salah seorang temannya dalam tangis. "Dia tidak pernah mengeluh, meskipun tubuhnya lemah dan sering sakit. Dan lihatlah, dia pergi dengan senyuman. Kita semua tahu, Ridwan telah meninggalkan kita dalam keadaan husnul khatimah."
Setelah pemakamannya, banyak orang yang terinspirasi oleh kehidupan Ridwan. Mereka teringat akan perjuangannya untuk terus mendekat kepada Allah, meskipun penuh dengan cobaan. Kehidupan Ridwan menjadi pelajaran bagi mereka semua, bahwa husnul khatimah adalah tujuan yang bisa dicapai oleh siapa saja yang bersungguh-sungguh berusaha.
Dalam diam, orang-orang yang mengenalnya merenung. Mereka tahu, bahwa Ridwan kini telah bertemu dengan Rasulullah SAW, sebagaimana yang selalu dia rindukan. Dan bagi mereka yang ditinggalkan, doa mereka selalu terpanjat, berharap agar mereka bisa mengikuti jejak Ridwan, menuju kehidupan yang kekal dengan hati yang tenang, penuh cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.
Waktu terus berjalan, tapi kisah tentang Ridwan tetap hidup di hati orang-orang yang mengenalnya. Mereka menceritakan tentang mimpinya bertemu Rasulullah SAW, tentang perjuangannya untuk menjadi hamba yang taat, dan tentang akhir hidupnya yang damai. Kisah itu menjadi inspirasi, bahwa siapa pun bisa meraih husnul khatimah jika hatinya selalu tertaut pada Allah dan Rasul-Nya.
Ridwan sudah tiada, tapi semangat dan cintanya kepada Rasulullah SAW tetap hidup, mengalir dalam doa-doa orang-orang yang mencintainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H