"Kenapa engkau menangis, wahai anakku?" tanya Rasulullah dengan lembut, suaranya menyentuh hati.
"Aku... aku terlalu rindu padamu, ya Rasulullah. Aku merasa tidak layak bertemu denganmu, tapi aku begitu ingin melihat wajahmu, merasakan kasih sayangmu," jawab Ridwan dengan suara yang parau.
Rasulullah SAW tersenyum. Senyuman itu membuat seluruh kegundahan di hati Ridwan hilang seketika. Seperti sinar matahari yang menghangatkan pagi, senyum itu menyentuh bagian terdalam dari jiwa Ridwan.
"Rindu itu tanda cinta, anakku. Tapi cinta yang sejati adalah dengan meneladani sunnahku, dengan mengikuti ajaran-ajaranku, dan dengan mencintai Allah di atas segalanya."
Ridwan mengangguk. Dia paham, tapi hatinya masih terasa gundah. "Aku ingin menjadi seperti sahabat-sahabatmu, ya Rasulullah. Mereka yang selalu dekat denganmu, selalu ada di sisimu. Tapi aku hanya manusia biasa, yang penuh dosa dan kelemahan."
Rasulullah SAW meletakkan tangannya yang lembut di bahu Ridwan. Sentuhan itu membawa ketenangan yang tak pernah dirasakan sebelumnya. "Setiap umatku memiliki keistimewaan di mata Allah, asalkan mereka berusaha dengan sebaik-baiknya. Tidak perlu menjadi yang sempurna, karena Allah mencintai hamba-hamba-Nya yang senantiasa berusaha memperbaiki diri."
Ridwan merasa malu. Begitu banyak dosa yang dia lakukan, begitu sering dia lalai, padahal Allah dan Rasul-Nya selalu menyayangi umatnya. "Bagaimana caranya agar aku bisa terus berada di jalan yang benar, ya Rasulullah? Kadang dunia ini begitu menggoda, dan aku sering tersesat."
Rasulullah SAW menatap Ridwan dengan penuh kelembutan. "Dengan selalu mengingat Allah, dengan menjaga shalatmu, dan dengan senantiasa berserah diri kepada-Nya. Dunia ini hanyalah sementara, dan yang lebih penting adalah apa yang engkau bawa ke akhirat."
Ridwan terdiam. Kata-kata Rasulullah begitu dalam, dan setiap kata seolah menembus hatinya. Dia merasa begitu kecil di hadapan sosok agung ini, tapi pada saat yang sama, dia merasakan kasih sayang yang begitu besar dari Rasulullah SAW.
"Ya Rasulullah," ucap Ridwan dengan suara gemetar, "apakah aku akan bisa bertemu denganmu lagi?"
Rasulullah tersenyum lembut. "Setiap umatku yang mencintaiku, dan mengikuti ajaranku dengan ikhlas, pasti akan bertemu denganku di akhirat nanti. Jangan takut, karena Allah Maha Pengasih, dan Dia akan mempertemukan orang-orang yang saling mencintai karena-Nya."