Ridwan menangis lagi. Air matanya bercampur antara bahagia dan rindu yang begitu dalam. "Aku akan berusaha, ya Rasulullah. Aku akan berusaha mencintai Allah dan mengikuti jalanmu, meski berat. Doakan aku agar selalu kuat."
Rasulullah SAW menepuk bahunya pelan. "Allah selalu bersama hamba-Nya yang sabar dan selalu berusaha. Ingatlah itu, wahai anakku."
Tiba-tiba, suasana di sekitar mulai memudar. Ridwan merasa dirinya ditarik kembali ke dunia nyata, tapi dia tidak ingin meninggalkan tempat itu. "Ya Rasulullah, tunggu! Aku belum ingin pergi!"
Namun, cahaya di sekelilingnya semakin memudar, dan akhirnya hanya kegelapan yang tersisa. Ridwan terbangun. Dadanya berdebar kencang, dan air mata masih mengalir di pipinya. Kamar tempatnya tidur masih sama, tapi hatinya telah berubah.
Ridwan duduk di atas tempat tidurnya. Dia teringat akan mimpi yang baru saja dialaminya, mimpi bertemu dengan Rasulullah SAW. Rasanya begitu nyata, seolah-olah benar-benar terjadi. Hatinya penuh dengan kebahagiaan dan ketenangan yang tidak pernah dirasakan sebelumnya.
Hari-hari setelah mimpi itu, kehidupan Ridwan berubah. Dia semakin rajin beribadah, semakin berusaha meneladani sunnah-sunnah Rasulullah, dan setiap kali dia merasa lemah, dia teringat akan pesan Rasulullah dalam mimpinya: bahwa Allah selalu bersama hamba-Nya yang berusaha.
Rindu di hatinya terhadap Rasulullah SAW semakin membara, tapi kini dia tidak lagi merasa gelisah. Dia tahu, pertemuan dengan Rasulullah bukan hanya mimpi yang semu. Pertemuan itu nyata, dan suatu hari nanti, jika Allah mengizinkan, dia akan kembali bertemu dengan kekasih-Nya, Rasulullah SAW, di akhirat.
Dan setiap malam, sebelum tidur, Ridwan selalu mengucap doa yang sama, doa penuh harapan dan cinta, "Ya Allah, izinkan aku bertemu kembali dengan Rasul-Mu. Izinkan aku merasakan kasih sayangnya sekali lagi, di dunia dan di akhirat."
Malam terus berlalu, tapi rindu itu tetap hidup, semakin kuat, semakin indah, membawa Ridwan semakin dekat dengan Sang Pencipta.
Ridwan menjalani hari-harinya dengan penuh semangat setelah mimpinya bertemu Rasulullah SAW. Rasa rindu yang dulu menggelisahkan hatinya kini berubah menjadi kekuatan yang luar biasa. Setiap langkahnya, setiap ibadahnya, dia lakukan dengan harapan untuk semakin dekat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Kehidupan Ridwan tak lagi sekadar rutinitas duniawi. Kini, ia menjalani hidup dengan tujuan yang jelas: mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk bertemu dengan Sang Pencipta dan Rasulullah SAW di akhirat. Setiap shalat yang ia lakukan, ia rasakan lebih khusyuk. Setiap doa yang ia panjatkan, ia serahkan sepenuhnya kepada Allah, dengan hati yang tulus dan pasrah.