Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Warisan Cinta Ibu, Cinta Seorang Ibu yang Abadi

25 Agustus 2024   20:24 Diperbarui: 25 Agustus 2024   20:29 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar: jektvnews.disway.id) 

"Ini adalah warisan dari nenekmu, Mariam," kata Arif sambil memberikan surat-surat itu kepada putrinya. "Dia wanita yang luar biasa, dan melalui surat-surat ini, kau bisa merasakan cinta dan kebijaksanaannya."

Mariam membaca surat-surat itu dengan penuh rasa ingin tahu dan kekaguman. Dia merasakan ikatan yang mendalam dengan neneknya, meskipun mereka tidak pernah bertemu.

"Terima kasih, Ayah," kata Mariam dengan mata berkaca-kaca. "Aku akan menjaga surat-surat ini dengan baik. Aku ingin nenek tahu bahwa cintanya masih hidup di dalam hatiku."

Arif merasa bangga melihat putrinya tumbuh menjadi gadis yang penuh cinta dan kebijaksanaan. Dia tahu bahwa meskipun ibunya telah tiada, cinta yang diwariskan melalui surat-surat itu akan terus hidup, mengalir dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Hidup terus berjalan di desa kecil itu, dengan Arif dan Siti yang bahagia bersama putri mereka, Mariam. Setiap hari, Arif akan mengenang ibunya dengan penuh rasa syukur, mengetahui bahwa meskipun mereka terpisah oleh kematian, cinta ibunya tetap ada di hatinya, mengisi setiap sudut kehidupannya.

Kotak kayu itu tetap disimpan dengan aman, menjadi simbol cinta abadi yang menghubungkan mereka dengan masa lalu. Melalui surat-surat itu, Arif, Siti, dan Mariam dapat merasakan kehadiran Mariam yang selalu ada untuk membimbing mereka, memberikan cinta, dan menjaga mereka di setiap langkah kehidupan.

Dan meskipun waktu terus berlalu, cinta itu tidak pernah pudar. Cinta itu adalah warisan yang paling berharga, warisan yang akan terus hidup dan mengalir melalui generasi-generasi yang akan datang, selamanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun