Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Warisan Cinta Ibu, Cinta Seorang Ibu yang Abadi

25 Agustus 2024   20:24 Diperbarui: 25 Agustus 2024   20:29 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar: jektvnews.disway.id) 

Pada suatu hari, saat Arif sedang membantu seorang nenek yang tinggal di ujung desa, ia mendengar sesuatu yang menarik. Nenek itu, yang sudah sangat tua dan dianggap sebagai salah satu orang tertua di desa, tiba-tiba berbicara tentang seorang wanita muda yang pernah tinggal di desa ini bertahun-tahun yang lalu.

"Anak muda, wanita yang kau cari mungkin adalah Mariam," kata nenek itu dengan suara parau. "Dia wanita yang baik hati, tetapi hidupnya penuh dengan kesulitan. Dia meninggalkan desa ini dengan penuh kesedihan."

Arif merasa jantungnya berdegup kencang. "Apakah Mariam itu ibu kandungku, Nek?"

Nenek itu hanya tersenyum samar. "Mungkin. Tapi yang pasti, jika kau ingin tahu lebih banyak, kau harus pergi ke kota besar. Di sanalah dia tinggal sebelum dia menghilang."

Arif memutuskan untuk mengikuti petunjuk itu. Dengan keberanian yang tumbuh dalam hatinya, dia meminta izin kepada ayahnya untuk pergi ke kota besar dengan alasan mencari pekerjaan. Ayahnya, meski dengan berat hati, mengizinkannya pergi.

Perjalanan ke Kota

Perjalanan ke kota besar adalah pengalaman yang luar biasa bagi Arif. Ini adalah pertama kalinya dia meninggalkan desa kecilnya. Kota besar penuh dengan keramaian, hiruk-pikuk, dan orang-orang yang sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Arif merasa kecil di tengah lautan manusia ini, tetapi dia tidak gentar.

Dengan modal sedikit uang dan tekad yang kuat, Arif mulai mencari petunjuk tentang ibunya. Dia mengunjungi tempat-tempat yang disebutkan oleh nenek tadi panti asuhan, gereja, dan rumah-rumah tua. Setiap kali dia bertanya, dia hanya mendapatkan jawaban samar, seolah-olah jejak ibunya telah hilang begitu saja.

Namun, Arif tidak menyerah. Suatu hari, saat ia sedang duduk di sebuah taman kota dengan wajah muram, seorang pria tua menghampirinya. Pria itu memandangnya dengan mata tajam, seolah-olah dia bisa melihat apa yang ada di dalam hati Arif.

"Kau mencari seseorang, bukan?" tanya pria tua itu.

Arif menatap pria itu dengan mata penuh harapan. "Ya, saya mencari ibu saya. Namanya Mariam."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun