Namun demikian, bak gayung bersambut para fanatik pemuja tak hentinya mengamini dan meyakini sesat kritik yang terus ditebar. Tak hanya awam saja, banyak pula kaum intelektual yang terhisap dalam pusaran kritik sesat.
Entah sampai kapan para elite terus memainkan isu tersebut. Sejauh mana para awam terus dibuai dan sampai pada titik kembali sadar dan melek politik. Semoga kasus Ahmad Dhani, Dr. Eggi Sudjana, Kivlan Zen, dr. Ani Hasibuan, dkk cukup untuk dijadikan pelajaran bahwa politisasi kritisisme bukanlah sebuah kebenaran.
Politik adalah seni mengelola isu, politisi sejati mustahil menjadi korban percaturan politik, bidaklah yang selalu dikorbankan.
Semoga para intelektual kembali pada kodratnya, menyusuri kesunyian kaidah ilmiah sebagai jalan utama bertemu kebenaran.
Kebenaran seperti kereta subuh,
tepat pada waktunya,
tak menunggu yang terlelap,
menembus kelamnya malam,
menyongsong fajar yang cerah,
demi tujuan mulia,
hidup yang lebih berarti,
manusia yang beradab,
damai, sejahtera, adil dan makmur.
Salam Indonesia Damai!!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H