Mohon tunggu...
Avan Dimas
Avan Dimas Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Memisahkan Diri dari Pendapat yang Berkembang

1 Oktober 2018   06:06 Diperbarui: 1 Oktober 2018   22:02 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Inilah ajaran yan mula-mula menyebabkan lahirnya mazhab Mu'tazilah. Ajaran ini terkenal dengan dengan status orang beriman (mukmin) yang melakukan dosa besar.

Pokok ajaran ini adalah mukmin yang melakukan dosa besar dan meninggal sebelum tobat bukan lagi mukmin atau kafir, tetaoi fasiq.

Menurut pandangan Mu'tazila, pelaku dosa besar tidak dapat dikatakan sebagai mukmin secara mutlak karena imam menurut adanya kepatuhan pada Tuhan, tidak cukup hanya pengakuan dan pembenaran

V.Al-Amr bi Al-Ma'ruf wa Nahy'an Al-Munkar

Ajaran dasat yang kelima adalah menyuruh kebajikan dan melarang kemungkarana (al-amr bi al-ma'ruf wa an-nahyu al-munkar). Ajaran ini menekankan keberpihakan pada kebenaran dan ke baikan.

Ada bebrapa syarat yang harus dipenuhi seorang mukmin dalam beramar ma'ruf dan nahi munkar, seperti yang di jelaskan oleh salah seorang tokohnya,Abd Al-Jabbar (w. 1024), yaitu :

a. ia mengetahui perbuatan yang disuruh

b. ia mengetahui bahwa kemungkaran telah dilakukan orang

c. ia mengetahui bahwa perbuatan amar ma'ruf dan nahi munkar tidak akan membawa madharat yang lebih besar

d. ia mengetahui atau paling tidak menduga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun