Mohon tunggu...
Avan Dimas
Avan Dimas Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Memisahkan Diri dari Pendapat yang Berkembang

1 Oktober 2018   06:06 Diperbarui: 1 Oktober 2018   22:02 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Doktrin tauhid Mu'tazila lebih lanjut menjelaskan bahwa tidak ada satu pun yang dapat menyamai Tuhan. Mereka berangkat dari pernyataan Al-Qur'an (Q.S. Asy-Syura [42]:11)

Al-Adl

Ajaran dasar Mu'tazila yang kedua adalah al-adl yang berarti Tuhan Maha Adil. Adil sesuatu atribut yang paling jellas untuk menunjukkan kesempurnaan.

Ajaran tentang keadilan ini berkaitan erat dengan beberapa hal, antara lain sebagai berikut.

a. Perbuatan Manusia

b. Berbuat baik dan terbaik

c. Mengutus Rasul

III.Al-Wa'd wa Al-Wa'id

Ajaran Mu'tazila ketiga ini sangat erat hubunganya dengan ajaran kedua. Al-wa'd wa al-wa'id berarti janji dan ancaman. Tuhan yang Mahaadil dan Mahabijaksama, demikian kata Mu'tazila, tidak akan melanggar janjinya.

Ajaran ketiga ini tidak memberi peluang bagi Tuhan, selain menunaikan janjinya. Pahaman ini erat kaitannya dengan pandangan bahwa manusia berkuasa penuh terhadap perilaku baik dan buruk yang muncul dari dirinya, plus dia jugalah yang menciptakan perbuatan itu.

IV.Al-Manzilah Bain Al-Manzilatain

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun