Mohon tunggu...
Cerpen

Cerpen | Sup Kasparov

28 Oktober 2017   09:33 Diperbarui: 28 Oktober 2017   09:44 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Habisi."

"Hush, gak benar itu Sup. Sudah tak usah dimasukkan hati omongan-omongan itu. Simpan saja. Sabar."

Sup hanya diam. Memainkan rokoknya dengan tenang. Dalam hatinya semakin berteriak. "ku bunuh kau Rojak." Bisik hatinya.

Warung Yu Minten masih ia pandangi dengan seksama. Ruangannya yang tidak terlalu luas namun cukup nyaman. Letak duduknya dengan kursi warung yang terbuat dari papan kayu jati setebal empat centimeter, samping kanan, kiri dan depan. Kira-kira panjangnya dua meter. Yang paling menarik dalam pikirannya adalah pohon jambu batu depan warung. Ia membayangkan jika ia menghabisi Kang Rojak dari atas pohon jambu batu itu dengan menebaskan parangnya dari atas pada lehernya. Ia pasti akan mati. Tak berapa lama iapun pamit pada teman-temannya yang masih asyik ngobrol di warung.

"Halah, Sup baru jam segini kok sudah pulang. Awas lo dicegat Kang Rojak lo." Ledek temannya. Sup hanya diam saja, terus saja ia berjalan.

Esoknya, pagi setelah sholat shubuh, Sup sudah siap dirumah majikannya H. Abdul. Ia mulai dengan mengasah sabit dan parang dibelakang rumah majikannya yang besar itu. Sekitar satu jam lebih parang itu diasah dengan tekun. Rambut saja ditaruh diatas parang lalu ditiup, putus. Tajam tak terperikan. Ia membawa parang karena ketika ke hutan ia akan melewati ladang milik Kang Rojak. Siapa tahu Kang Rojak akan melukainya. Ia mulai terus waspada. Waspada dengan dendam yang membara.

"Sarapan dulu, Sup. Itu sudah disiapkan." Perintah H Abdul.

"Ya, Mbah, sebentar."

"Untuk apa mengasah parang setajam itu. Untuk apa, Sup?" Tanya H. Abdul pelan dan penasaran. Karena tak biasanya Sup mengasah parang dengan setajam itu.

"Ya buat jaga-jaga, Mbah. Di hutan juga banyak hewan buas."

"Hewan diusir pakai sabitmu itu sudah bisa tak harus parang, Sup."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun