Mohon tunggu...
M Aulia Rahman
M Aulia Rahman Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

City life enthusiasts

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Menelaah Palestina yang Berdaulat Versi Trump dan Netanyahu

30 Januari 2020   07:28 Diperbarui: 30 Januari 2020   11:34 1239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Demonstrators place a Palestinian flag during a protest against the planned visit of Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu, Hebron, West Bank, September 4, 2019. MUSSA ISSA QAWASMA/REUTERS

"Deal of The Century", Katanya.

Pada Selasa 28 Januari 2020 lalu, di Washington DC, Selama 47 menit Trump bersama Netanyahu berpidato menjelaskan rencana baru bagi Timur Tengah, Middle East Peace Plan, yang isinya seperti apa perdamaian yang pantas bagi Israel dan Palestina. Namun sayang, tidak ada seorang pun perwakilan dari Palestina yang hadir.

Dalam pidatonya, kedua pemimpin negara tersebut tampak mendapat tepuk tangan yang meriah berulang-ulang dari audience. Seolah-olah mereka bagaikan kedua orang ksatria yang menyelamatkan tanah suci dari kehancuran.

Kita bisa menontonnya di sini: 
Tentu saja, Proposal Middle East Peace Plan yang dikeluarkan oleh Trump dan Netanyahu menimbulkan kontroversi. Kontroversi, karena ada sisi baik dan buruk.

Meskipun bertema Middle East Peace Plan, Secara eksklusif rencana ini memberikan kita bayangan seperti apa situasi masa depan Israel dan Palestina.

Sebagaimana kita ketahui, konflik Israel-Palestina telah berlangsung lama. Tidak ada padamnya selama satu abad terakhir. Konflik ini telah mengambil banyak energi dan pikiran kita, melangkahi jauh perbatasan area tersebut, dan merebak di kalangan politisi dunia.

Banyak negara yang merasa bertanggung jawab dan ikut andil dalam masalah mereka.

Siapapun yang membaca ini pasti peduli dengan rumitnya konflik Israel-Palestina. Terkadang gemas sendiri, sampai kapan sih mereka saling klaim tanah? Dan ada yang bilang, sampai kiamat pun mereka gak akan berdamai!

Ya.. Tidak mengherankan, karena agama adalah biang keladi kenapa konflik kedua negara terjadi. Di sanalah sejarah manusia tercipta dan nubuat akhir zaman juga akan terjadi di sana.

Palestina Katanya Akan Berdaulat
Mungkin pembaca ada yang bingung, Bukankah Palestina sudah ada atau berdaulat dari dulu?

Iya, Palestina sudah ada, tapi mereka tidak bebas. Meski negara ini sangat eksis, tapi perbatasannya tidak jelas. Coba saja pergi ke Palestina, Dokumen penting yang Anda butuhkan adalah visa Israel, bukan visa Palestina.

Meskipun Anda ngotot "Saya mau ke Palestina, bukan Israel!", tetap saja, visa yang Anda butuhkan adalah Israel, walaupun itu tidak tertempel di paspor.

Sampai di sana pasti akan bingung ketika Anda berkelana antar kota yang sebenarnya adalah wilayah Palestina. Contohnya dari Selatan ke Utara, sedikit-sedikit ketemu checkpoint. Pemeriksaan keamanan lagi dan lagi oleh pasukan Israel, padahal di google map Anda masih di dalam area West Bank.

Kebingungan lain ketika melihat bendara Israel berkibar di area pemukiman di dalam West Bank. Sampai bertanya, Ini masih Palestina bukan sih?

Pada akhirnya kita sadar, Bahwa Palestina bentuknya sudah seperti ini:

Peta administratif Palestina. (sumber: fox news)
Peta administratif Palestina. (sumber: fox news)
West Bank terbagi menjadi 3 area administratif: Area A, Area B, Area C. Yang mana di antara ketiga area tersebut, hanya Area A yang benar-benar dikuasai Palestina atau hanya 23% dari keseluruhan area.

Bukan yang ini:

sumber: Al Jazeera
sumber: Al Jazeera
Keadaan ini sudah terjadi selama puluhan tahun. Atau semenjak Oslo Agreements yang sepakati oleh kedua negara, baik Israel dan Palestina.

Tapi coba lihat kini, bukan kedaulatan dan kebebasan yang dimiliki pihak Palestina. Sehingga wajar kalau ada yang bilang Palestina sedang dijajah.

Baca juga: Yerusalem dan Eksistensi Palestina yang Semakin Pudar

Dalam proposal Middle East Peace Plan tergambar peta masa depan yang ditawarkan Trump dan Netanyahu. Peta tersebut berjudul "Vision for Peace Conceptual Map" yang terbagi menjadi dua versi: The State of Israel, dan A Future State of Palestine.

Versi pertama: Israel (sumber: voanews.com)
Versi pertama: Israel (sumber: voanews.com)
Dalam peta tersebut dijelaskan pemukiman Israel di West Bank akan tetap ada dan terhubung dengan jalan nasional Israel. Setidaknya ada 15 daerah pemukiman Yahudi.

Versi Kedua: Masa Depan Palestina | sumber gambar: VoA News
Versi Kedua: Masa Depan Palestina | sumber gambar: VoA News
Sebagaimana kita lihat, bagian Palestina adalah berwarna biru yang dikelilingi oleh Israel. Dalam peta juga dijelaskan wilayah Palestina akan terhubung satu sama lain dengan jalan utama. Jalan tol, Mungkin?

Kemudian Tepi Barat dan Gaza juga akan dihubungkan dengan jalan bawah tanah yang sangat panjang! Sehingga, Palestina yang terpecah dan terbagi dalam 3 area otoritas keamanan seperti peta awal di atas, semuanya akan terhubung.

Tidak ada lagi checkpoint yang melelahkan antar kota dan masyarakat Gaza yang kini terisolasi bisa bebas melakukan traveling ke West Bank, ataupun sebaliknya. Terlihat nyaman, bukan? Bepergian dengan bebas ke manapun.

Tapi jika ini disetujui, Palestina akan kehilangan dua hal yang sangat berharga. Apa itu?

Pertama, Yerusalem

Dalam peta agenda tersebut, Yerusalem akan menjadi milik tunggal Israel. Palestina silakan minggir!

Tidak ada lagi Yerusalem Barat untuk Israel dan Yerusalem Timur untuk Palestina, meski sekarang keduanya dikuasai militer Israel, tapi batas negara akan menjadi lebih jelas.

Yerusalem akan menjadi ibu kota Israel yang tidak terbagi (David Silverman/Getty)
Yerusalem akan menjadi ibu kota Israel yang tidak terbagi (David Silverman/Getty)
Sebagai penggantinya, bagaikan menghibur anak kecil yang sedang menangis, Trump dan Netanyahu, akan memberikan sebagian Yerusalem Timur, sebagian kecil saja, untuk nantinya dibangun sebagai masa depan ibu kota Palestina.

Sebagian saja lho ya, pokoknya di luar border militer yang ada di Yerusalem Timur sekarang. Karena Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Israel sendiri berlokasi di Yerusalem Timur.

Namun kata Trump, Area itu bisa diperluas hingga Abu Dis, dan Palestina bisa menamakan apa saja. Apakah itu Yerusalem Timur atau Al Quds (yang tanpa Al Aqsa).

Sementara itu penduduk Palestina yang tinggal di Yerusalem Timur pada saat ini, Hak mereka untuk tinggal tidak akan digusur.

Jadi ada orang Palestina di Yerusalem, Israel. Dengan status kewarganegaraan Palestina, tapi begitu mereka keluar rumah, bendera Israel berkibar di mana-mana dan mematuhi hukum negara Israel. Nampak seperti pelancong, bukan?

Pernyataan ini tentu saja ditolak mentah-mentah oleh Palestina yang tengah menonton pidato tersebut dari Ramallah. Meskipun Trump berjanji akan menggelontorkan dana 50 Milyar US Dollar investasi untuk pembangunan kesejahteraan Palestina.

Sampai Presiden Mahmoud Abbas bilang: Yerusalem Bukan untuk Dijual!

Lalu, Bagaimana dengan Masjid Al Aqsa?
Temple Mount, Kuil Bait Suci, Haram Al-Syarif, atau apapun kalian menyebutnya. Area ini akan dikelola bersama Waqf Yordania, status quo tetap dipertahankan, dan tetap menjadi situs milik Islam.

Tidak akan ada yang berubah, hanya saja, secara resmi berada di Israel.

Jadi jika nanti ditanya, di mana lokasi Masjid Al Aqsa? Jawabannya, adalah di Israel.

Bersama juga dengan situs suci lain seperti Gereja Makam Kudus, Taman Getsemani, dan semua wilayah Old Jerusalem yang dikelilingi oleh tembok, secara resmi berada di Israel.

sumber foto: mondoweiss.net
sumber foto: mondoweiss.net
Walau di dalam pidato itu turut hadir duta besar UEA, Oman, dan Bahrain. Mungkin negara-negara tersebut tertarik berinvestasi bersama Amerika dan Israel untuk membangun Palestina.

Kedua, Lembah Yordan (Jordan Valley)

Palestina akan kehilangan semua area Lembah Jordan. Menjadikan negara ini terisolasi oleh Israel.

Namun mereka diberi akses menuju Yordania melalui jalan khusus, entah itu jembatan atau terowongan. Tidak mengherankan kalau ada yang menyebutnya, "Inikah bentuk baru Apartheid Afrika Selatan?"

Karena jika kita bandingkan, keduanya nampak sama. Hanya saja, Palestina adalah sebuah negara.

sumber: TRT World
sumber: TRT World
Coba baca: Is the New Israel just the old South Africa?

Entah apakah border imigrasi dengan Yordania nantinya dikendalikan oleh Palestina, atau masih seperti sekarang yang full dikontrol oleh Israel, tidak disebutkan dalam pidato tersebut.

Menurut saya, kalau berdaulat ya jangan setengah-setengah. Masa Palestina masih gak punya Imigrasi dan tidak bisa menerbitkan visa untuk negara lain?

Babak Baru Sistem Pemerintahan Palestina

Proposal Middle East Peace Plan tentu saja akan mengubah sistem politik Palestina yang kini terpecah antara Palestinian Liberation Organization (PLO) dan Hamas.

Pada masa depan nanti untuk menjaga perdamaian, Palestina selamanya tidak diperbolehkan memiliki angkatan bersenjata. Hamas harus melucuti semua senjatanya dan kekuasaannya di Gaza, sehingga hanya ada satu pemerintahan nasional di Palestina.

Damai.

Dalam pidato, Trump dan Netanyahu begitu iba, selama ini masyarakat Palestina hidup dalam ketidakstabilan dan ekstrimisme, sehingga mereka harus melepas semua kekuatannya dan mempercayai IDF, Angkatan bersensenjata Israel sebagai pengontrol kawasan.

Lalu Bagaimana?
Rencana ini tentu saja berjalan secara satu pihak. Trump bahkan tidak pernah bernegosiasi bersama Abbas, karena Abbas juga tidak mau. Bagi Abbas, rencana perdamaian yang dibuat Amerika selalu menguntungkan Israel.

Bisa kita lihat sendiri bahwa Palestina akan kehilangan sebagian besar kawasan strategisnya dengan iming-iming masyarakat Palestina akan bebas bergerak ke manapun dan menjadi lebih sejahtera.

Memang, wilayah Palestina ini akan menjadi stabil, bersatu saling terhubung, dan memiliki perbatasan yang jelas. Apalagi akan banyak investor yang datang karena bantuan Milyaran US Dollar yang tidak sedikit itu.

Namun bagi Palestina: Apalah Palestina tanpa Yerusalem, dan apalah Yerusalem tanpa Al Aqsa.

Menyetujui rencana yang dibuat Trump bagai menghilangkan Palestina dari ideologi dasarnya. Tapi bagi Israel, inilah momen mereka untuk hidup berdamai dengan tetangganya.

Dalam Proposal Middle East Peace Plan ini, Israel sudah berbaik hati menyerahkan sebagian Yudea dan Samaria (yang kita kenal sekarang sebagai West Bank) untuk Palestina.

Momen inilah yang mereka tunggu selama 2000 tahun untuk menguasai Yerusalem kembali, Setelah Yahudi terusir dari tanah kelahirannya.

Yerusalem sebagai Ibu Kota yang tidak terbagi sebagaimana yang selalu mereka lantunkan dalam lagu kebangsaan, Hatikvah:

"Menjadi bangsa yang bebas di tanah kita sendiri, Tanah Zion dan Yerusalem"

Israel juga akan memberikan lahan yang cukup luas di sebelah Gaza untuk kebutuhan industri, pengembangan teknologi, dan pertanian untuk Palestina agar tidak bergantung impor dari negara lain.

Dari sini, Israel mengalahkan ego, mengakui Palestina yang sebagai negara yang berdaulat. Karena secara psikologis dan historis Yahudi, Seharusnya semua adalah milik Yahudi Israel.

Israel dengan secara lapang dada berusaha menerapkan Two State Solution dalam konflik yang telah lama berlangsung.

Sampai Netanyahu bilang: Inilah momen bersejarah yang terbesar pada abad ini!

----------

Lagi-lagi, kita masih menjadi penonton dalam konflik ini. Proposal perdamaian ini tidak disetujui karena Palestina secara tegas menolaknya dan gejolak demonstrasi di Yerusalem berkobar lagi.

Seperti di awal yang saya bilang, konflik ini telah mengambil energi kita, Dunia turut mengambil andil. Ada baiknya perdamaian dirancang bukan dari satu pihak saja. Seharusnya yang ikut merancangnya adalah Israel, Palestina, Negara hak veto PBB, dan negara-negara OKI.

Peta kawasan harus dibuat ulang, atau kembalikan seperti UN Partition Plan 1947 dengan jadikan Yerusalem sebagai area PBB saja sudah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun