Sebuah Dilema
Namun datang ke Yerusalem dengan frekuensi yang sering juga merupakan hal yang sulit bagi warga Indonesia.Â
Selain tidak berhubungan diplomatik dengan Israel, warga Indonesia pun tidak diizinkan untuk mendarat dan terbang dari bandara udara Ben Gurion di Tel Aviv, akses terdekat dengan Yerusalem.
Sebenarnya Yerusalem bisa dibilang sebagai kota yang ramah turis, banyak yang ke sana datang dengan gaya backpacker karena bebas visa. Bisa menjelajah atau melanjutkan ke kota manapun di Israel secara bebas, baik bersama rekan atau sendirian.
Namun karena Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik, melakukan perjalanan ke sana secara leluasa sangat sulit. Kecuali bila ikut dengan rombongan tur, karena akan lebih mudah dan bisa dipercaya oleh pemerintah Israel.
Itulah mengapa biaya ke sana bisa setara dengan biaya haji karena harus transit di Amman, Yordania dan melalui perbatasan darat yang ketat antar kedua negara yang memakan waktu lebih lama.
Lain Indonesia, lain Turki. Karena memiliki hubungan diplomatik, Ada banyak penerbangan langsung dari Istanbul ke Tel Aviv yang memudahkan warganya untuk berkunjung kapanpun. Biaya penerbangannya pun terbilang murah karena menghubungkan dua kota tujuan wisata.
Memang merupakan sebuah dilema dan ironi. Sikap tegas Indonesia untuk menentang penjajahan patut diapresiasi. Namun sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar, kita bahkan tidak bisa leluasa untuk datang ke Yerusalem.
Jadi kalau kamu punya uang 40 juta Rupiah dan ingin melakukan perjalanan rohani, pilih langsung nabung untuk naik haji atau umrah plus ke Yerusalem dulu?
Semoga kita diberi rejeki yang banyak, agar kita bisa berkunjung ke Yerusalem sesering mungkin.
Selamat memperingati Isra dan Miraj!