Mohon tunggu...
M Aulia Rahman
M Aulia Rahman Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

City life enthusiasts

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama FEATURED

Isra Miraj sebagai Momentum agar Kita Tidak Melupakan Yerusalem

14 April 2018   08:55 Diperbarui: 20 September 2019   05:15 4129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: instagram.com/jerusalem.city

Sebuah Dilema
Namun datang ke Yerusalem dengan frekuensi yang sering juga merupakan hal yang sulit bagi warga Indonesia. 

Selain tidak berhubungan diplomatik dengan Israel, warga Indonesia pun tidak diizinkan untuk mendarat dan terbang dari bandara udara Ben Gurion di Tel Aviv, akses terdekat dengan Yerusalem.

Sebenarnya Yerusalem bisa dibilang sebagai kota yang ramah turis, banyak yang ke sana datang dengan gaya backpacker karena bebas visa. Bisa menjelajah atau melanjutkan ke kota manapun di Israel secara bebas, baik bersama rekan atau sendirian.

Namun karena Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik, melakukan perjalanan ke sana secara leluasa sangat sulit. Kecuali bila ikut dengan rombongan tur, karena akan lebih mudah dan bisa dipercaya oleh pemerintah Israel.

Itulah mengapa biaya ke sana bisa setara dengan biaya haji karena harus transit di Amman, Yordania dan melalui perbatasan darat yang ketat antar kedua negara yang memakan waktu lebih lama.

Rabi Yehuda Glick, seorang rabi terkemuka di Yerusalem tengah mengunjungi kawasan Masjid Al Aqsa dengan pengawalan pasukan keamanan Israel (foto: instagram.com/sharongabay2)
Rabi Yehuda Glick, seorang rabi terkemuka di Yerusalem tengah mengunjungi kawasan Masjid Al Aqsa dengan pengawalan pasukan keamanan Israel (foto: instagram.com/sharongabay2)
Di satu sisi Palestina tidak berkuasa untuk memberi akses, sehingga kita harus mendapatkan visa Israel untuk ke sana.

Lain Indonesia, lain Turki. Karena memiliki hubungan diplomatik, Ada banyak penerbangan langsung dari Istanbul ke Tel Aviv yang memudahkan warganya untuk berkunjung kapanpun. Biaya penerbangannya pun terbilang murah karena menghubungkan dua kota tujuan wisata.

Memang merupakan sebuah dilema dan ironi. Sikap tegas Indonesia untuk menentang penjajahan patut diapresiasi. Namun sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar, kita bahkan tidak bisa leluasa untuk datang ke Yerusalem.

Jadi kalau kamu punya uang 40 juta Rupiah dan ingin melakukan perjalanan rohani, pilih langsung nabung untuk naik haji atau umrah plus ke Yerusalem dulu?

Semoga kita diberi rejeki yang banyak, agar kita bisa berkunjung ke Yerusalem sesering mungkin.

Selamat memperingati Isra dan Miraj!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun