PEMERINGKATAN WEBOMETRICS: PERSPEKTIF KEUNGGULAN KOMPETITIF
(STUDI PADA UNIVERSITAS NEGERI MALANG)
Oleh: Sawitri Dwi Prastiti dan Bambang Sugeng
Departemen Akuntansi, FEB-UM
LATAR BELAKANG
Website berperan sebagai media komunikasi dan interaksi berbasis teknologi informasi antara pihak penyedia informasi dan stakeholders (Harsoyo & Jati, 2018). Website dapat juga berfungsi untuk meningkatkan popularitas dan kredibilitas penyedia informasi guna membentuk citra positif (Burnasheva & Suh, 2021; Onkvisit & Shaw, 1987; Wijayanti et al., 2024) individu atau organisasi. Â Website yang ditujukan untuk mendukung citra diri harus mudah diakses dan selalu memperbaharui informasi yang tersaji di dalamnya. Â Bagi perguruan tinggi (PT), website berfungsi sebagai perwakilan PT di dunia maya yang bertujuan mendekatkan diri ke stakeholders. Â Informasi yang disajikan di web PT adalah informasi seputar pelaksanaan Tri dharma dan promosi. Â Pendidikan tinggi sebagai entitas bisnis yang sangat kompetitif akan menetapkan strategi untuk memenangkan persaingan dengan cara menarik mahasiswa dan stakeholders melalui reputasi yang diinformasikannya di website (Memisevic & Memisevic, 2022). Webometrics adalah salah satu metode indexing atau pemeringkatan laman web PT dunia. Â Webometrics bertujuan untuk memromosikan publikasi hasil penelitian atau karya sivitas akademik di laman web yang diinisiasi oleh pemikiran tentang open access. Peringkat webometrics menggambarkan kualitas global institusi pendidikan dan penelitian (Harsoyo & Jati, 2018). Peringkat webometrics akan menampilkan kualitas dan kuantitas informasi akademik yang tersaji di web PT dan tidak hanya sekedar memeringkat web PT (Kunosi et al., 2019).
Knowledge adalah tingkat pemahaman individu yang bersifat abstrak. Abad 21 menyandingkan knowledge dan produktivitas sebagai salah satu sumber daya penting bagi organisasi (Davis, 2016). Menempatkan knowledge sebagai salah satu sumber daya organisasi tidak terlepas dari pergeseran indicator keberhasilan bisnis di era revolusi Industry 4.0. Â Indikator bisnis era revolusi industry 4.0 mensyaratkan peningkatan kualitas sumber daya manusia agar mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi (Birkel & Mller, 2021). Adaptasi terhadap perkembangan teknologi dinyatakan sebagai strategi operasional yang bertujuan mencapai competitive advantage (Tejeiro Koller, 2016). Pada lingkup pendidikan tinggi, adaptasi terhadap perkembangan teknologi ditandai oleh strategi evaluasi kemudahan akses, identifikasi hambangan, kesetaraan akses digital, serta pemerataan teknologi (Martinez & Veiga, 2024).
Guna menjelaskan manfaat pemeringkatan webometrics bagi PT, artikel ini menggunakan teori Dynamics Capabilities (DCs) (Teece, 1990; Teece et al., 1997). Teori DCs menjelaskan kepemilikan sumber daya/kompetensi unik yang dimiliki organisasi dan pemanfaatannya guna menciptakan competitive advantage yang mendukung sustainabilitas organisasi. Pada lingkup PT, pemeringkatan bermanfaat bagi pelajar untuk memilih PT yang diidamkan (Le et al., 2019) dan sekaligus media promosi bagi PT. Â Pada lingkup pemerintahan, pemeringkatan bermanfaat untuk merumuskan keputusan strategis (Hazelkorn, 2018). Temuan sebaliknya pada penelitian Thomas et al (2024) yang menunjukkan pemeringkatan PT tidak memengaruhi kepuasan mahasiswa. Berkenaan dengan pemeringkatan, penelitian Arzaghi et al (2023) di lingkup pemasaran menjelaskan pentingnya keselarasan pemeringkatan (rating) dan review konsumen. Â Rating menginformasikan ketersediaan dan kelengkapan infrastruktur. Review merupakan persepsi kepuasan dan preferensi konsumen. Rating dan review yang tidak sejalan mencerminkan lemahnya manajemen untuk mengoptimalkan asset perusahaan guna mendukung competitive advantage. Â Indikator competitive advantage terpenuhi jika konsumen puas terhadap produk atau jasa yang dibeli dan melakukan rebuying. Â Dalam jangka panjang, kepuasan konsumen dapat menjaga sustainabilitas entitas bisnis (Teece et al., 1997).
Sepanjang periode 2022 sampai 2024, Universitas Negeri Malang (UM) menempati urutan world rank versi webometrics dengan peringkat sebagai berikut: 2514, 2294, dan 1354. Sebagai pembanding, penelitian ini menggunakan posisi pemeringkatan PTN lain yang berlokasi di kota Malang, yaitu UB. Â Posisi pemeringkatan system webometrics UB sepanjang tahun 2022 sampai 2024 memiliki urutan 956, 853, dan 852. Sistem pemeringkatan webometrics dipilih sebagai sumber data karena system ini memiliki jumlah partisipan PT terbanyak dibandingkan system perankingan yang berbeda, diikuti oleh 200 negara, dan PT yang tersebat di 5 benua. Â Selain itu system webometric memiliki ukuran standar internasional sederhana yang dirujuk oleh PT partisipan dari berbagai negara. Â Sehingga, tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mendiskripsikan indikator visibility, transparency, dan excellence system perankingan webometrics situs web UM. Â Manfaat praktis tulisan ini bagi UM adalah untuk memromosikan kualitas produktivitas karya ilmiah sitivitas akademik dan daya saing antar PT. Â Bagi stakeholders tulisan ini bermanfaat untuk menilai kualitas pendidikan, penelitian, dan keterbukaan PT melalui informasi yang tersaji di situs web UM.
KAJIAN LITERATUR
Dynamic Capabilities dan Keunggulan Kompetitif
Dynamic Capabilities (DCs) adalah perspektif yang dikembangkan berdasarkan kerangka Resources Based View (RBV) (Eisenhardt & Martin, 2000) untuk menggambarkan strategi adaptif menjaga dan memanfaatkan sumber daya milik organisasi. Â Memanfaatkan dan memperbaharui sumber daya perusahaan bertujuan menciptakan keunggulan internal yang mampu menghadapi ancaman eksternal serta memanfaatkan kesempatan eksternal. Â Jika keunggulan yang tersebut dapat menciptakan kinerja yang lebih baik dibandingkan entitas pesaing, maka keunggulan ini disebut sebagai keuanggulan kompetitif. DCs yang bertujuan menciptakan keunggulan kompetitif menggambarkan siklus organisasi yang bersedia untuk melakukan proses secara berkesinambungan mengintegrasikan, mengonfigurasi ulang, memperbarui, dan menciptakan sumber daya berwujud dan tidak berwujud sebagai respons terhadap perubahan kondisi eksternal (Kero & Bogale, 2023). Lebih lanjut, (Teece, 2007) menuliskan arti penting DCs guna menciptakan keunggulan kompetitif jangka pendek dan jangka panjang. Â Keunggulan kompetitif jangka pendek ditandai oleh indicator laba. Â Keunggulan kompetitif jangka panjang dinyatakan oleh kemampuan bertahan dan berkembang dalam jangka Panjang (Teece et al., 1997). Keberhasilan organisasi ditinjau dari strategi DCs adalah organisasi yang mampu menciptakan abnormal return berupa kepuasan dan loyalitas konsumen (Teece, 1990; Teece et al., 1997).
Webometrics dan Keunggulan Kompetitif
Web pemeringkatan atau disebut juga dengan webometrics adalah pemeringkatan akademik dan hasil penelitian institusi Pendidikan Tinggi (PT) yang memberikan informasi tentang kinerja PT dari seluruh dunia. Webometrics bertujuan memeringkat informasi aktivitas akademik dan penelitian yang disajikan pada situs web PT yang meliputi output yang dihasilkan, relevansi, dan dampaknya. Â Webometrics dikelola oleh lembaga pemeringkatan independent yang berisi sekelompok peneliti dan beridentitas Cybermetrics Lab yang didirikan di Spanyol tahun 2004. Â Webometrics melakukan indexasi informasi yang tersaji di situs web PT di seluruh dunia. Â Hingga saat ini kurang lebih terdapat sejumlah 31.000 PT di 200 negara dan tersebar di 5 benua. Â Secara teknis, webometrics melakukan kuantifikasi informasi yang tersedia di situs web PT. Â Walaupun webometrics menggunakan teknik bibliometric, akan tetapi webometrics memiliki metodenya sendiri untuk membentuk dasar pemeringkatan yaitu:
- Visibility (bobot 50 persen): adalah penilaian yang berasal dari jumlah link yang tidak berasal dari institusi itu sendiri.
- Transparency/Openess (bobot 10 persen): Indikator ini mengukur jumlah artikel yang disitasi di Google Scholar dengan menggunakan profile perguruan tinggi tersebut dan bagi penulis artikel dengan menggunakan alamat email domain dari institusi yang bersangkutan.
- Excellence (bobot 40 persen): Â adalah indikator penilaian dari jumlah makalah di antara 10% teratas yang paling banyak dikutip di 27 disiplin ilmu.
Jika Visibilitas mengandalkan konten-konten web, maka Transparency dan Excellence menilai file-file makalah, jurnal ataupun tulisan-tulisan publikasi lainnya dalam wujud format dokumen.
- Â Â Â Â Penelitian Ayhan & zdemir (2023) dan Muhardi (2004) menjelaskan temuan mereka tentang pemeringkatan yang berfungsi untuk membandingkan kinerja akademik antar PT sekaligus mengabarkan keunggulan kompetitif yang dimiliki PT. Pemanfaatan informasi di laman web yang bertujuan untuk menginformasikan keunggulan competitive atas produk adalah praktik yang lazim di bidang pemasaran (Daoud et al., 2023; Sakas et al., 2023). Sehingga, tujuan sistem pemeringkatan PT dengan menggunakan berbagai metode ataupun versi adalah untuk menginformasikan kualitas akademik, akuntabilitas, dan transparansi PT. Â Walaupun banyak kritik ditujukan atas kriteria pemeringkatan (Kunosi et al., 2019) yang mengkuantifikasikan jasa pendidikan, akan tetapi system pemeringkatan membantu banyak pihak membuat keputusan praktis dan strategis (Davis, 2016).
METODE
Desain penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan diskriptif komparatif. Â Pendekatan diskriptif komparatif pada tulisan ini adalah dengan membandingkan nilai pemeringkatan 2 perguruan tinggi, yaitu UM dan UB. Â Pendekatan diskriptif dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
- Mengumpulkan data pemeringkatan webometrics yang meliputi indicator visibility, transparency, dan excellence sepanjang kurun waktu 2022 sampai 2024.
- Data ranking indicator didapatkan dalam bentuk data ordinal
- Membandingkan trend indicator webometrics UM dan UB sepanjang 2022 sampai 2024
Data penelitian diperoleh dari laman webometrics dan laman yang memuat informasi pemeringkatan webometrics. Â Webometrics memublikasikan 2 kali informasi pemeringkatan dalam kurun waktu 1 tahun (Januari dan Juli). Â Subyek penelitian adalah UM dan UB. Â UM dipilih sebagai PT Target yang hendak dianalisis adalah indicator pemeringkatan webometrics. Â Sedangkan informasi pembanding adalah indicator pemeringkatan webometrics UB. Â UB dipilih sebagai pembanding kinerja akademik karena memiliki posisi world rank yang lebih tinggi dibandingkan UM selama kurun waktu 2022 sampai 2024. Adapun obyek penelitian adalah indikator pemeringkatan webometrics sepanjang tahun 2022 sampai 2024.
HASIL dan PEMBAHASAN
Universitas Negeri Malang (UM) adalah perguruan tinggi di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang berlokasi di Kota Malang dan Kota Blitar, Jawa Timur. UM didirikan pada 1 September 1954 sebagai Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) Malang berdasarkan Surat Putusan Menteri Pendidikan. Pada tahun 1957, PTPG Malang bertransformasi menjadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Malang di Universitas Airlangga Surabaya. Selanjutnya, pada tahun 1963, statusnya berubah menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Malang. Akhirnya, pada tahun 1999, UM resmi menjadi Universitas Negeri Malang melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia (RI).
Penelitian ini menyajikan perbandingan nilai setiap indicator pemeringkatan webometrics sepanjang kurun waktu 2020 sampai 2024. Â Nilai indicator system webometrics diawali oleh visibility yang tampak di table 1 berikut:
Tabel 1. Indikator Visibility
 Visibility ranking bertujuan mengukur impact konten website. Presentase atau bobot untuk indicator visibility sebesar 50% menggambarkan pentingnya indicator ini bagi pemeringkatan webometrics.  Visibility memiliki beberapa arti, diantaranya menginformasikan keberadaan PT di dunia digital, menginformasikan banyaknya jaringan lain yang menaut ke web PT, serta banyak informasi yang dapat diakses oleh user. Berdasarkan hasil diskriptif table 1 di atas, tampak bahwa secara kuantitatif indikator visibility UM jauh lebih tinggi nilainya dibandingkan UB selama kurun waktu 3 tahun terakhir. Semakin tinggi nilainya, semakin tidak baik maknanya.  Dimungkinkan, rendahnya peringkat indicator visibilitas UM berasal dari konten yang disematkan di laman web UM lebih banyak dimanfaatkan oleh user yang memiliki jaringan/subnet yang sama dengan UM. Kemungkinan lain adalah rendahnya kerjasama antar lembaga yang memanfaatkan situs web UM karena konten yang ditawarkan di laman web tidak dibutuhkan oleh lembaga lain.  Kemungkinan lain adalah informasi penelitian yang disajikan di situs web UM tidak cukup diminati oleh pengakses informasi karena sebab teknis ataupun substantial. Indikator webometrics selanjutnya adalah transparency dengan perbandingan nilai sebagai berikut:
Tabel 2. Indikator Transparency
Â
 Transparency atau openness, menginformasikan sejauh mana karya institusi dalam bentuk pengetahuan dan hasil penelitian dibagikan ke pengguna informasi atau peneliti lain. Nilai transparency diukur diukur berdasarkan jumlah kutipan dari para peneliti papan atas. Semakin besar nilai ranking atas indicator ini, semakin jarang pemanfaatan informasi oleh pihak lain.  Rendahnya pemanfaatan informasi pengetahuan dan hasil penelitian oleh pihak lain menyiratkan rendahnya kebermanfaatan karya sivitas akademik. Indikator transparency memberikan kontribusi 10% total bobot perankingan system webometrics.  Data table 2 di atas menginformasikan rentang yang jauh indicator transparency diantara kedua lembaga pendidikan. Nilai indicator transparency UM dibawah UB dengan rentang yang cukup jauh.  Artinya, sitasi karya peneliti sivitas UM oleh peneliti papan atas lebih sedikit dibandingkan UB.  Indikator selanjutnya adalah:
Tabel 3. Indikator Excellent UM
Penilaian indicator excellent untuk menginformasikan jumlah karya penelitian pendidikan tinggi yang masuk 10% karya yang paling sering disitasi. Â Basis data yang digunakan berasal dari Scopus dan web on science (WoS). Â Untuk meningkatkan skor indicator excellent yang tinggi memerlukan karya penelitian yang berkualitas dan strategi meningkatkan indicator visibility. Â Menghasilkan karya penelitian yang terindeks Scopus ataupun WoS, akan tetapi tidak dimanfaatkan/disitasi oleh pembaca jurnal (mendatangkan backlink) tidak dapat meningkatkan nilai indicator excellent. Â Data perbandingan peringkat system webometrics indicator excellent di table 3 menunjukkan UM dan UB memiliki rentang perbedaan nilai cukup jauh, terutama di tahun 2024. Â Ranking indicator excellent UM selama 3 tahun terakhir berada di bawah peringkat UB.
Knowledge economic dan Keunggulan Kompetitif
Ekonomi berbasis pengetahuan adalah konsep yang menekankan peran pengetahuan manusia  (Davis, 2016) dan teknologi informasi untuk mendukung kinerja perekonomian entitas. Pengetahuan dan teknologi informasi berperan penting dalam perekonomian, utamanya di era revolusi industry dan digital 4.0.  Bagi perusahaan, knowledge economic seharusnya diakui sebagai asset pengetahuan dan dikelompokkan sebagai asset tidak berwujud, walaupun hal ini masih diperdebatkan, serta bermanfaat untuk mendukung kinerja perusahaan bagi peningkatan nilai perusahaan. Indikator sustainabilitas organisasi di era revolusi industry ditentukan oleh kemampuan adaptasinya.  Untuk mendukung adaptasi organisasi harus ditunjang oleh kemampuan belajar dan kemampuan inovasi (Moustaghfir & Schiuma, 2013; Teece et al., 1997). Belajar adalah proses memeroleh pengetahuan dan memperbaharui pengetahuan yang sudah ada.  Learning organization menjelaskan proses organisasi untuk berpengetahuan dan selalu memperbaharui pengetahuannya (Garvin, 1993). Pengetahuan menjadi dasar sumber daya internal yang menciptakan kompetensi inovasi.  Sehingga gabungan kompetensi inovasi dan sumber daya tangible menjadi keunggulan kompetitif organisasi untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan atau selera pasar (Teece & Teece, 1998). Â
Seiring perubahan persaingan yang menempatkan knowledge economic sebagai salah satu sumber daya organisasi (Moustaghfir & Schiuma, 2013) dan (Sawarjuwono & Kadir, 2003) maka intellectual capital (IC) memiliki peran yang strategis. Â Lembaga pendidikan tinggi adalah organisasi yang secara nature wajib memiliki intellectual capital, dalam bentuk pengajaran, penelitian, inovasi, kerjasama, dan masih banyak lagi (Marulanda-Grisales & Vera-Acevedo, 2022) dan (Todericiu & erban, 2015). Pada lembaga pendidikan tinggi peran knowledge economics melalui keberadaan IC penting untuk mendukung aktivitas operasional. Menyebarkan knowledge economics untuk menciptakan manfaat atau nilai tambah bagi konsumen menggambarkan keberhasilan strategi competitive advantage Lembaga (Kamya et al., 2010). Keikutsertaan lembaga pendidikan pada system pemeringkatan merupakan upaya menyebarkan produktivitas IC kepada stakeholders. Â Pemeringkatan bagi lembaga pendidikan tinggi memiliki banyak fungsi yaitu menilai kinerja penelitian karya sivitas lembaga, menilai kerjasama yang memberi nilai tambah, promosi, mencitrakan lembaga, dan lainnya (Serenko & Bontis, 2022) dan (Hermawan et al., 2019).
Posisi pemeringkatan system webometrics UM memberikan informasi belum efektifnya pemanfaatan situs web PT untuk menginformasikan aktivitas penelitian dan akademik lembaga dibandingkan UB. Â Efektivitas informasi yang tersaji di situs web PT tidak hanya dihitung dari jumlah karya sivitas yang diunggah pada situs PT, akan tetapi juga pada rendahnya pemanfaatan karya sivitas UM oleh pihak lain. Â Selain kedua hal tersebut, efektivitas pengelolaan situs web PT yang menampung informasi akademik dan penelitian harus dikelola secara memadai dan konsisten. Â Pengelolaan situs web secara memadai diantaranya adalah dengan merancang, mengisi, dan memilah konten yang relevan dan kekinian untuk menarik minat pengguna web. Â Melakukan outreach dan meminta backlink ke PT atau organisasi lain untuk menggunakan web milik PT. Â Melakukan pemantauan backlink secara berkala dan konsisten, termasuk melakukan seleksi atas kualitas subnet backlink yang kredibel (Arief & Multazam, 2015). Sehingga, jika ditinjau dari teori Dynamic Capabilities (DCs), nilai pemeringkatan webometrics UM untuk setiap indikatornya belum menggambarkan pemanfaatan knowledge economic secara optimal untuk mendukung tercapainya competitive advantage. Â Menilai kualitas PT tidak semata-mata hanya bersandarkan pada pemeringkatan webometrics, akan tetapi rendahnya peringkat UM pada system pemeringkatan webometrics menegaskan jika belum semua informasi sumber daya knowlegde milik UM telah digunakan secara optimal dan dalam jangka panjang tidak mendukung strategi competitive advantage dibandingkan pesaing penyedia jasa layanan pendidikan tinggi lain.
PENUTUP
Sistem pemeringkatan webometric adalah system pemeringkatan yang menginformasikan aktivitas akademik dan penelitian yang tersaji di laman web PT.  Indikator yang membentuk system pemeringkatan webometrics meliputi visibility, transparency, dan excellent.  Hasil perbandingan indicator webometrics UM atas UB menunjukkan rendahnya peringkat setiap indicator UM (ditandai dengan nilai pemeringkatan yang cukup besar).  Indikator visibility menjelaskan impact informasi yang tersaji di situs web.  Rendahnya peringkat indicator visibility UM menunjukkan rendahnya minat stakeholders untuk menaut ke laman web UM, utamanya mereka yang berasal dari jaringan di luar UM. Rendahnya peringkat indicator transparency menunjukkan rendahnya sitasi karya akademik dan penelitian sivitas akademik UM oleh stakeholders. Berikutnya adalah indicator excellent yang menunjukkan peringkat UM dan UB berada pada ranking 2.000-an, akan tetapi peringkat UM lebih rendah dibandingan UB.  Rendahnya peringkat webometrics UM yang didukung oleh rendahnya nilai masing-masing indicator menunjukkan belum optimalnya pemanfaatan sumber daya knowledge UM untuk dibagi dan dimanfaatkan bagi dan oleh stakeholders.  Hasil telaah pemeringkatan system webometrics ini sekaligus mengkonfirmasi teori DCs bahwa rendahnya posisi peringkat mengindikasikan rendahnya pemanfaatan sumber daya organisasi berupa knowledge.  Rendahnya pemanfaatan knowledge berpotensi menghambat realisasi strategi competitive advantage dan sustainability PT. Adapun keterbatasan  tulisan ini adalah tidak menyajikan analisis statistic untuk mendukung adanya perbedaan nilai pemeringkatan diantara UM dan UB.Â
Daftar Referensi
Arief, I., & Multazam, M. T. (2015). Manajemen Backlink Konteks Webometrics.
Arzaghi, M., Genc, I. H., & Naik, S. (2023). Rating vs. Reviews: Does Official Rating Capture What is Important to Customers? Heliyon, 9(5), e16337. https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2023.e16337
Ayhan, ., & zdemir, A. (2023). A Practical Framework for Ranking Universities by Their Competitive Advantages: A Mixed Methods Study on Foundation Universities in Turkey. TQM Journal, 35(8), 2114--2140. https://doi.org/10.1108/TQM-08-2022-0246
Birkel, H., & Mller, J. M. (2021). Potentials of Industry 4.0 for Supply Chain Management Within the Triple Bottom Line of Sustainability -- A Systematic Literature Review. Journal of Cleaner Production, 289, 125612. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2020.125612
Burnasheva, R., & Suh, Y. G. (2021). The Influence of Social Media Usage, Self-Image Congruity and Self-Esteem on Conspicuous Online Consumption Among Millennials. Asia Pacific Journal of Marketing and Logistics, 33(5), 1255--1269. https://doi.org/10.1108/APJML-03-2020-0180
Daoud, M. K., Aljabari, M. A., Joudeh, J. M., Aljumah, A. I., & Al-Gasawneh, J. (2023). The Impact of Website Quality on Online Purchase Intention: The Mediating Effect of e-WOM, Jordan Context. International Journal of Professional Business Review, 8(6), e02143. https://doi.org/10.26668/businessreview/2023.v8i6.2143
Davis, M. (2016). Can College Rankings Be Believed? She Ji, 2(3), 215--230. https://doi.org/10.1016/j.sheji.2016.11.002
Eisenhardt, K. M., & Martin, J. A. (2000). Dynamic Capabilities: What Are They? Strategic Management Journal, 21(10--11), 1105--1121. https://doi.org/10.1002/1097-0266(200010/11)21:10/11<1105::AID-SMJ133>3.0.CO;2-E
Garvin, D. A. (1993). Manufacturing Strategic Planning. California Management Review, 35(4), 85-106.
Harsoyo, A., & Jati, H. (2018). Analisis Website Performance Milik Kementerian di Indonesia Menggunakan Metode Pembobotan Entropi dan Metode Pemeringkatan Electre. 1--8.
Hazelkorn, E. (2018). Reshaping the World Order of Higher Education: The Role and Impact of Rankings on National and Global Systems. Policy Reviews in Higher Education, 2(1), 4--31. https://doi.org/10.1080/23322969.2018.1424562
Hermawan, S., Ravita Hanun, N., & Matul Pamungkas, N. '. (2019). Intellectual Capital, Financial Performance and Market Performance: Evidence From High IC Intensive Company in Indonesia. JDA Jurnal Dinamika Akuntansi, 11(2), 98--107. http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jda
Kamya, M. T., Ntayi, J. M., & Ahiauzu, A. (2010). Knowledge Management and Competitive Advantage: The Interaction Effect of Market Orientation. African Journal of Business Management, 4(14), 2971--2980. http://www.scopus.com/inward/record.url?eid=2-s2.0-78650149952&partnerID=40&md5=1ff85aaa2635542e638fc7fdae084f97
Kero, C. A., & Bogale, A. T. (2023). A Systematic Review of Resource-Based View and Dynamic Capabilities of Firms and Future Research Avenues. International Journal of Sustainable Development and Planning, 18(10), 3137--3154. https://doi.org/10.18280/ijsdp.181016
Kunosi, S., eke, D., & Zerem, E. (2019). Advantages and Disadvantages of the Webometrics Ranking System. Scientometrics Recent Advances. https://doi.org/10.5772/intechopen.87207
Le, T. D., Dobele, A. R., & Robinson, L. J. (2019). Information Sought by Prospective Students from Social Media Electronic Word-of-Mouth During the University Choice Process. Journal of Higher Education Policy and Management, 41(1), 18--34. https://doi.org/10.1080/1360080X.2018.1538595
Martinez, T. L., & Veiga, M. F. (2024). Source-Coded Multicast With Single and Aggregated Sources for Efficient Content Delivery. IEEE Communications Society, 5(September). https://doi.org/10.1109/OJCOMS.2024.3460422
Marulanda-Grisales, N., & Vera-Acevedo, L. D. (2022). Intellectual Capital and Competitive Advantages in Higher Education Institutions: An Overview Based on Bibliometric Analysis. Journal of Turkish Science Education, 19(2), 525--544. https://doi.org/10.36681/tused.2022.135
Memisevic, H., & Memisevic, M. (2022). Relationship Between Webometrics University Rankings and Research Gate Scores, Scopus and Web of Science. International Journal of Information Science and Management, 20(3), 1--8.
Moustaghfir, K., & Schiuma, G. (2013). Knowledge, Learning, and Innovation: Research and Perspectives. Journal of Knowledge Management, 17(4), 495--510. https://doi.org/10.1108/JKM-04-2013-0141
Muhardi, M. (2004). Aspek-Aspek Keunggulan Bersaing Perguruan Tinggi. Mimbar, 1, 179--193.
Onkvisit, S., & Shaw, J. (1987). Self-Concept and Image Congruence: Some Research and Managerial Implications. Journal of Consumer Marketing.
Sakas, D. P., Reklitis, D. P., Giannakopoulos, N. T., & Trivellas, P. (2023). The Influence of Websites User Engagement on the Development of Digital Competitive Advantage and Digital Brand Name in Logistics Startups. European Research on Management and Business Economics, 29(2). https://doi.org/10.1016/j.iedeen.2023.100221
Sawarjuwono, T., & Kadir, A. P. (2003). Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran Dan Pelaporan (Sebuah Library Research). Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 5(1), 35--57. https://doi.org/10.1024/0301-1526.32.1.54
Serenko, A., & Bontis, N. (2022). Global Ranking of Knowledge Management and Intellectual Capital Academic Journals: A 2021 Update. Journal of Knowledge Management, 26(1), 126--145. https://doi.org/10.1108/JKM-11-2020-0814
Teece, D. J. (1990). Innovation and Cooperation: Implications for Competition and Antitrust. Strategy, Technology and Public Policy, 4(3), 339--360. https://doi.org/10.4337/9781035334995.00024
Teece, D. J. (2007). Explicating Dynamic Capabilities: The Nature and Microfoundations of (Sustainable) Enterprise Performance. Business, 920(October), 1--43. https://doi.org/10.1002/smj
Teece, D. J., Pisano, G., & Shuen, A. (1997). Dynamic Capabilities and Strategic Management. Knowledge and Strategy, 18(April 1991), 77--116. https://doi.org/10.4337/9781035334995.00014
Teece, D. J., & Teece, D. J. (1998). Capturing Value from Knowledge Assets: The New Economy, Markets for Know-How, and Intangible Assets. California Management Review, VOL. 40(No. 3), 55--79.
Tejeiro Koller, M. R. (2016). Exploring Adaptability in Organizations: Where Adaptive Advantage Comes from and What it is Based Upon. Journal of Organizational Change Management, 29(6), 837--854. https://doi.org/10.1108/JOCM-01-2016-0008
Thomas, S. A., Kulkarni, S., Ghamande, M. V., Khare, A., Sivaprasad, V., & Hasan, A. M. M. M. (2024). Measuring Success: The Intersection of Outcome-Based Education, Accreditation Standards, and Institutional Rankings. Educational Administration: Theory and Practice, 30(6), 1855--1862. https://doi.org/10.53555/kuey.v30i6.5598
Todericiu, R., & erban, A. (2015). Intellectual Capital and its Relationship with Universities. Procedia Economics and Finance, 27(15), 713--717. https://doi.org/10.1016/s2212-5671(15)01052-7
Wijayanti, R. A., Kamal, H. P., & Sabita, R. V. (2024). Perancangan Website Pelatihan Budidaya Udang: Pemulihan Produksi dan Ekonomi di Jayapura dengan Menunjang SDGs. Indonesian Conference of Maritime, 2(1), 53--54.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H