Visibility ranking bertujuan mengukur impact konten website. Presentase atau bobot untuk indicator visibility sebesar 50% menggambarkan pentingnya indicator ini bagi pemeringkatan webometrics.  Visibility memiliki beberapa arti, diantaranya menginformasikan keberadaan PT di dunia digital, menginformasikan banyaknya jaringan lain yang menaut ke web PT, serta banyak informasi yang dapat diakses oleh user. Berdasarkan hasil diskriptif table 1 di atas, tampak bahwa secara kuantitatif indikator visibility UM jauh lebih tinggi nilainya dibandingkan UB selama kurun waktu 3 tahun terakhir. Semakin tinggi nilainya, semakin tidak baik maknanya.  Dimungkinkan, rendahnya peringkat indicator visibilitas UM berasal dari konten yang disematkan di laman web UM lebih banyak dimanfaatkan oleh user yang memiliki jaringan/subnet yang sama dengan UM. Kemungkinan lain adalah rendahnya kerjasama antar lembaga yang memanfaatkan situs web UM karena konten yang ditawarkan di laman web tidak dibutuhkan oleh lembaga lain.  Kemungkinan lain adalah informasi penelitian yang disajikan di situs web UM tidak cukup diminati oleh pengakses informasi karena sebab teknis ataupun substantial. Indikator webometrics selanjutnya adalah transparency dengan perbandingan nilai sebagai berikut:
Tabel 2. Indikator Transparency
Â
 Transparency atau openness, menginformasikan sejauh mana karya institusi dalam bentuk pengetahuan dan hasil penelitian dibagikan ke pengguna informasi atau peneliti lain. Nilai transparency diukur diukur berdasarkan jumlah kutipan dari para peneliti papan atas. Semakin besar nilai ranking atas indicator ini, semakin jarang pemanfaatan informasi oleh pihak lain.  Rendahnya pemanfaatan informasi pengetahuan dan hasil penelitian oleh pihak lain menyiratkan rendahnya kebermanfaatan karya sivitas akademik. Indikator transparency memberikan kontribusi 10% total bobot perankingan system webometrics.  Data table 2 di atas menginformasikan rentang yang jauh indicator transparency diantara kedua lembaga pendidikan. Nilai indicator transparency UM dibawah UB dengan rentang yang cukup jauh.  Artinya, sitasi karya peneliti sivitas UM oleh peneliti papan atas lebih sedikit dibandingkan UB.  Indikator selanjutnya adalah:
Tabel 3. Indikator Excellent UM
Penilaian indicator excellent untuk menginformasikan jumlah karya penelitian pendidikan tinggi yang masuk 10% karya yang paling sering disitasi. Â Basis data yang digunakan berasal dari Scopus dan web on science (WoS). Â Untuk meningkatkan skor indicator excellent yang tinggi memerlukan karya penelitian yang berkualitas dan strategi meningkatkan indicator visibility. Â Menghasilkan karya penelitian yang terindeks Scopus ataupun WoS, akan tetapi tidak dimanfaatkan/disitasi oleh pembaca jurnal (mendatangkan backlink) tidak dapat meningkatkan nilai indicator excellent. Â Data perbandingan peringkat system webometrics indicator excellent di table 3 menunjukkan UM dan UB memiliki rentang perbedaan nilai cukup jauh, terutama di tahun 2024. Â Ranking indicator excellent UM selama 3 tahun terakhir berada di bawah peringkat UB.
Knowledge economic dan Keunggulan Kompetitif
Ekonomi berbasis pengetahuan adalah konsep yang menekankan peran pengetahuan manusia  (Davis, 2016) dan teknologi informasi untuk mendukung kinerja perekonomian entitas. Pengetahuan dan teknologi informasi berperan penting dalam perekonomian, utamanya di era revolusi industry dan digital 4.0.  Bagi perusahaan, knowledge economic seharusnya diakui sebagai asset pengetahuan dan dikelompokkan sebagai asset tidak berwujud, walaupun hal ini masih diperdebatkan, serta bermanfaat untuk mendukung kinerja perusahaan bagi peningkatan nilai perusahaan. Indikator sustainabilitas organisasi di era revolusi industry ditentukan oleh kemampuan adaptasinya.  Untuk mendukung adaptasi organisasi harus ditunjang oleh kemampuan belajar dan kemampuan inovasi (Moustaghfir & Schiuma, 2013; Teece et al., 1997). Belajar adalah proses memeroleh pengetahuan dan memperbaharui pengetahuan yang sudah ada.  Learning organization menjelaskan proses organisasi untuk berpengetahuan dan selalu memperbaharui pengetahuannya (Garvin, 1993). Pengetahuan menjadi dasar sumber daya internal yang menciptakan kompetensi inovasi.  Sehingga gabungan kompetensi inovasi dan sumber daya tangible menjadi keunggulan kompetitif organisasi untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan atau selera pasar (Teece & Teece, 1998). Â
Seiring perubahan persaingan yang menempatkan knowledge economic sebagai salah satu sumber daya organisasi (Moustaghfir & Schiuma, 2013) dan (Sawarjuwono & Kadir, 2003) maka intellectual capital (IC) memiliki peran yang strategis. Â Lembaga pendidikan tinggi adalah organisasi yang secara nature wajib memiliki intellectual capital, dalam bentuk pengajaran, penelitian, inovasi, kerjasama, dan masih banyak lagi (Marulanda-Grisales & Vera-Acevedo, 2022) dan (Todericiu & erban, 2015). Pada lembaga pendidikan tinggi peran knowledge economics melalui keberadaan IC penting untuk mendukung aktivitas operasional. Menyebarkan knowledge economics untuk menciptakan manfaat atau nilai tambah bagi konsumen menggambarkan keberhasilan strategi competitive advantage Lembaga (Kamya et al., 2010). Keikutsertaan lembaga pendidikan pada system pemeringkatan merupakan upaya menyebarkan produktivitas IC kepada stakeholders. Â Pemeringkatan bagi lembaga pendidikan tinggi memiliki banyak fungsi yaitu menilai kinerja penelitian karya sivitas lembaga, menilai kerjasama yang memberi nilai tambah, promosi, mencitrakan lembaga, dan lainnya (Serenko & Bontis, 2022) dan (Hermawan et al., 2019).
Posisi pemeringkatan system webometrics UM memberikan informasi belum efektifnya pemanfaatan situs web PT untuk menginformasikan aktivitas penelitian dan akademik lembaga dibandingkan UB. Â Efektivitas informasi yang tersaji di situs web PT tidak hanya dihitung dari jumlah karya sivitas yang diunggah pada situs PT, akan tetapi juga pada rendahnya pemanfaatan karya sivitas UM oleh pihak lain. Â Selain kedua hal tersebut, efektivitas pengelolaan situs web PT yang menampung informasi akademik dan penelitian harus dikelola secara memadai dan konsisten. Â Pengelolaan situs web secara memadai diantaranya adalah dengan merancang, mengisi, dan memilah konten yang relevan dan kekinian untuk menarik minat pengguna web. Â Melakukan outreach dan meminta backlink ke PT atau organisasi lain untuk menggunakan web milik PT. Â Melakukan pemantauan backlink secara berkala dan konsisten, termasuk melakukan seleksi atas kualitas subnet backlink yang kredibel (Arief & Multazam, 2015). Sehingga, jika ditinjau dari teori Dynamic Capabilities (DCs), nilai pemeringkatan webometrics UM untuk setiap indikatornya belum menggambarkan pemanfaatan knowledge economic secara optimal untuk mendukung tercapainya competitive advantage. Â Menilai kualitas PT tidak semata-mata hanya bersandarkan pada pemeringkatan webometrics, akan tetapi rendahnya peringkat UM pada system pemeringkatan webometrics menegaskan jika belum semua informasi sumber daya knowlegde milik UM telah digunakan secara optimal dan dalam jangka panjang tidak mendukung strategi competitive advantage dibandingkan pesaing penyedia jasa layanan pendidikan tinggi lain.