Mohon tunggu...
Aulia yunianti Putri
Aulia yunianti Putri Mohon Tunggu... Relawan - mahasiswa

jangan lupa follow ig a@auliaaaa.yp dan subcribe,like,comment channel youtube aku ( aulia yunianti putri )

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Aku Memilihmu

24 Januari 2020   07:45 Diperbarui: 24 Januari 2020   07:45 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peremuan yang tak di sengaja

Setiap pertemuan pasti ada perpisahan

Perpisahan yang tak diinginkan

Tapi akan terjadi lagi pertemuan

Yang mungkin berlalu akan terulang

Kembalilah

Selamat malam gadis ber-mata coklat. Apakah senyum masih menghiasi bibir manismu? Apakah mata itu masih ber-binar seperti dulu?

Gadis ber-mata coklat. Aku kini sedang menikmati segelas kopi di sebuah kedai yang selalu kita datangi di akhir pekan. Aku selalu teringat jika berada di kedai ini saat bersamamu. Kita selalu duduk di dekat jendela,karena kau selalu ingin melihat hujan. 

"Hujan selalu membawa kenangan seseorang" katamu. Kau duduk di depan-ku dan memesan teh hangat dan kue coklat lalu aku berada di sebrang-mu memperhatikan mata dan senyum khas-mu. Namun,kini semua berbeda. Di depan-ku hanya ada jendela tanpa ada dirimu di kursi itu. Memang benar apa katamu. Saat ini Bandung sedang diguyur hujan. Kenangan bersamamu kembali berdatangan dengan siluet wajahmu yang selalu menjadi cameo.

Gadis ber-mata coklat. Aku sedang merindukan-mu saat ini. Kopi ini selalu menggodaku untuk cepat menghabiskanya dan cepat pergi dari kedai ini. Namun,aku selalu senang jika duduk di kedai ini,merindukan-mu dan melihat-mu sebagai imajinasi yang takkan pernah kembali pada pelukan ini.

Gadis ber-mata coklat. Aku selalu merasa menjadi pria paling sempurna jika bersamamu. Karena,aku melihat keutuhan-ku tercermin padamu. Kau yang mempunyai senyum seindah senja dan mata seterang bintang di langit utara. Aku rindu tingkah bodoh-mu yang menjadikan-ku manusia paling bahagia di Dunia ini. Aku rindu tawamu yang menjadikan-ku manusia paling beruntung di Dunia ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun