Aku rindu disaat kita tertawa,merasakan cinta dan berpegangan tangan di antara Dunia.
Gadis ber-mata coklat. Kapan kita bisa duduk berdua di tepian dermaga tua dan bercerita tentang segala hal sampai sang senja menyapa lalu kita berpegangan tangan dan kau menari dengan riangnya.
Gadis ber-mata coklat. Kapan kau pulang? rumah ini menunggumu bersandar. Ada sebuah ruangan yang lampunya kau padamkan. Kembalilah,agar aku tak menyala sia-sia. Ruangan ini selalu menjadi milikmu. Hari ini, esok, dan sampai nanti.
Kembalilah, gadis ber-mata coklat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H