Ahhh itu semua hanyalah mimpi pastinya. Tak mungkin ia ingat denganku setelah bertahun tahun aku mencoba melupakan dan meninggalkanya. Itu hal mustahil. Kali kedua ia menulis sebuah puisi lagi
Andai aku mampu
Menjadi langit yang kau lihat sepanjang hari. Di setiap tatapan, matamu meneduhkanku.
Andai aku mampu,
Menjadi fajar yang membuatmu terkagum. Di setiap syukurmu, aku bahagia.
Andai aku mampu,
Menjadi senja yang menari. Di setiap senyumu, aku rela mati untuk setiap pertunjukan itu.
Kau adalah korelasi semesta yang terhapus dari benang benang aksara. Dan aku hanyalah pengelana yang rela tersesat demi mendapatkanmu.
Andai saja aku mampu kasih. Menjadi matahari dan bintang di waktu yang sama. Andai saja aku mampu kasih. Menjadi obat dari segala luka.
Tapi, siapakah aku ini. Hanya seseorang yang begitu memujamu. Yang siap rela menjadi seseorang yang menangkapmu ketika kau jatuh. Kasih, andaikan aku mampu. Menjadi sajak sajak yang indah yang terurai dari berbagai essai. Andaikan.
 Tapi, siapakah aku ini. Hanya seorang pengelana yang terjebak dalam lembah hatimu. Yang rela dipeluk dingin dan sepi oleh kabut nestapa.