Aku bertahan dan tak pernah mau pergi, meski aku tidak bisa memiliki. Aku akan tetap ingin menjadi ada di matamu, bahkan pada seseorang yang telah menganggapnya aku telah tiada.
Akhirnya aku  memilih untuk pergi karena aku sadar aku sudah tidak dibutuhkan kembali. Mencari seseorang yang dapat menghargai perasaanku. Hingga satu tahun berlalu aku tak pernah bertemu dengan wanita yang aku pernah cintai itu. Aku pergi untuk menghapus kenangan yang ada di memory otakku. Mencari pengganti agar lebih cepat melupakan.
Tak di sangka aku bertemu dengan wanita itu tidak sengaja. Kami berdua bertemu di trek tanjakan cinta. Konon katanya trek ini lah yang sering para pendaki ingen  lewati. Walaupun mereka bertemu akan tepapi, mereka berpura pura tidak mengenali satu sama lain. Kami bersikap acuh dan cuek. Entah itu lupa karena bertahun tahun tidak bertemu. Entah itu malu karena sudah lama tidam bertemu. Aku tidak tahu apa yang ada dalam pikiran mereka.
Sulit baginya jika harus mengingat kembali kenangan manis bersamanya,pertemuan yang tak di sengaja yang membuat ingatan kembali saat bersamanya. Sesal dalam pada diri yang tak menyapa dia tapi tak bisa berbuat apa apa,marah kecewa dan bahagia tercampur aduk pada saat itu tak bisa di gambarkan betapa rumitnya perasaanku padamu. Semua beranggapan setiap hal itu ada pasangannya dan masalah akan ada solusinya ini hanya soal waktu.
 Seiring dengan kecepatan waktu ku bisa berbincang denganmu setelah pertemuan tak sengaja di trek tanjakan cinta,rasa canggung ketika ku mulai percakapan menanyakan kabarmu lalu kau jawab baik- baik saja setelah itu hening melanda mereka dia yang sibuk dengan telepon genggamnya mengabaikanku yang sedang berperang dengan pikiranku sendiri.
Aku tak tau apalah arti dari pertemuaan ini kau sibuk sendiri tak peduli dengan kehadiranku di hadapanmu ini. Sangat disayangkan semua yang kulakukan aku selalu memilihmu tak pernah terlintas di pikiranku untuk tidak memilihmu namun saat ini aku mungkin bisa saja menghilangkan hal itu dari pikiranku tapi tidak dengan hatiku, ku disini bersama bayangmu teringat rasa berbagi kesenangan dan kesedihan.
Semuanya telah berubah kenangan manis yang kubuat denganmu kini muali tergantikan dengan rasa kekecewaan yang mendalam pada dirimu sehingga menenggelamkan  kenangan manis yang selalu mengingatkan ku akan memilihmu.
Sebelah rumahku wantia itu .
Hingga suatu ketika ayah pria itu di pindah dinaskan oleh kantornya ke daerah yogyakarta. Pria itu sangat ambisius untuk cepat cepat pergi ke rumah barunya.
"Yah...kapan kita pindah rumah ke yogyakrta" tanya pria pada sang ayah
"Mungkin minggu depan" jawabnya