Mohon tunggu...
AuliaSyifa
AuliaSyifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi yang dapat disalurkan adalah kemanfaatan yang luas untuk semua orang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pop Culture dalam Penelitian Keagamaan

12 Maret 2024   23:13 Diperbarui: 12 Maret 2024   23:13 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Peran modernitas yang sangat mempengaruhi gaya hidup kita sebagai generasi penerus bangsa sangat-sangat mengganggu akan kemajuan bangsa kita, sifat hedonisame yang membuat remaja zaman sekarang lebih mementingkan gengsi daripada kebutuhan yang seharusnya lebih dipentingkan daripada sekadar fashion yang hanya untuk menunjukkan sifat kehedonan kita. Tetapi inilah zaman, dimana kita harus bisa melawan kemodernan hidup dengan cara religius.

          Selain itu, nilai keagama seringkali terkesan tersingkirkan dan hilang relevansinya bagi sebagian remaja. Namun penelitian ini juga menemukan bahwa sebagian remaja masih memegang teguh keyakinan agamanya dan berusaha memadukan nilai-nilai agama dengan budaya populer yang ada (Soleh, 2023). Pengaruh dari budaya Pop sangat mempengaruhi gaya dan sikap seseorang dalam bergaul dan bermasyarakat, dan kurangnya peran ilmu agama disitu sangat dirasakan.

          Berkembangnya teknologi harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin dan sebijak mungkin, kaitannya di dalam bidang keagamaan. Digitalisasi merupakan sebuah sistem digital yang dilakukan dengan cara pemberian atau pemakaian (Maharani & Meynawati, n.d.). teknologi informasi bisa dijadikan sarana dakwah yang lebih efektif. 

Seperti sekarang yang sedang tren yaitu Gus Iqdam, beliau disisi lain kealimannya dan ketawadhuannya yang luar biasa, disisi lain ada tim media yang sangat memanfaatkan teknologi agar bagaimana konten-konten yang diberikan bisa disebarluaskan oleh tim media, dengan sumber yaitu perkataan atau dawuh-dawuh dari Gus Iqdam. Ini menjadi salah satu contoh pemanfaatan teknologi di bidang dakwah.

          Teknologi informasi adalah sarana dan prasarana, sistem atau metode untuk memperoleh, mengirimkan, mengolah, menafsirkan, menyimpan, mengorganisasikan, dan menggunakan data secara bermakna (Nuryana, n.d.). Besaran perubahan itu tergantung seberapa manfaat alat teknologi tersebut, dan seluas mana teknologi tersebut merambat dan dimana saja sektor yang dirambat oleh teknologi tersebut. 

Seperti yang dikatakan diatas bahwasanya teknologi yaitu 'mengirimkan' seperti halnya yang diatas yaitu tim media dari Gus Iqdam yang sudah mengirim atau menyebar luaskan konten-konten yang kaitannya dengan keagamaan dan terbukti sudah banyak pemuda yang ikut dalam kajian-kajian beliau dan mengikuti apapun yang ada di sosial media.

          Kita gambarkan mengenai tentang pop culture yang menyangkut tentang kekaguman terhadap artis-artis korea yang sekarang sedang marak terjadi di Indonesia. hal ini tidak serta merta berfungsi sebagai alat yang bermanfaat untuk mewujudkan kepentingan nasionalnya di negara lain pada bidang kebijakan budaya, namun juga dapat berkontribusi pada penciptaan kondisi yang menguntungkan bagi pencapaian yang signifikan dari tujuan kebijakan luar negeri negara di bidang lain, seperti bidang ekonomi (Angesti & Purnama, 2024). 

Di Indonesia sendiri sudah banya yang mengagumi artis-artis korea tersebut, bahkan sikap ini sudah termasuk kategori dalam fanatisme pada level 'Celebrity Worship' dimana dapat diartikan dengan pemujaan terhadap sosok selebrititas tertentu yang mengakibatkan adanya ketertarikan yang berlebih (Benu et al., 2019). 

Bahkan, dalam kasus ini yaitu fanatisme fans dimana perilaku ini diketahui oleh salah satu personal tetapi tidak dengan sebaliknya yaitu personal yang kita kagumkan tidak demikian terhadap kita. K-Pop dan K-Drama sangat menarik perhatian remaja-remaja di Indonesia karena dapat menyuguhkan tayangan yang berbeda, unik dan bahkan mengandung unsur kebudayaan Korea Selatan yang mana secara tidak langsung dapat mempromosikan kebudayaan ke negara-negara lain sehingga membawa keuntungan bagi Korea Selatan (Keislaman et al., 2022).

          Budaya pop dapat dikatakan sebagai budaya shock karena mudah muncul dan lebih mudah hilang. Belanja merupakan salah satu bentuk budaya pop yang banyak diminati di Inggris dan Amerika (Illiyyun, 2018). Dengan berkembangnya teknologi, berbagai sektor kita bisa kuasai, dalam bentuk keagamaan dan fashion. 

Di Indonesia budaya fashion sangat sangat banyak dan populer tentang modisiasai pakaian. Karena kebanyaka masyarakat Indonesia beranggapan ketika kita terlihat kurang modis maka kita akan mendapatkan tempat yang layak dalam berbagai hal. Ini termasuk dalam kekurangan dari bangsa Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun