"Oh enggak, enggak santai aja. Saya kira tadi saya salah kereta hehe"
Kalau ada kaca kemungkinan kamu bisa melihat betapa merah nya pipimu Mir! Hampir saja hal konyol terjadi. Lagipula kenapa kamu sebegitu memikirkan nya sih Mir, dia sudah jelas-jelas menghilang.
"Turun dimana mbak?"
"Stasiun Pasar Senen" Aku bingung harus bagaimana, rasanya laki-laki ini mirip sekali dengan ... sudahlah Mir!
"Mbak ada tisu? Hp saya kena sedikit minyak Roti Maryam tadi, kebetulan tisu saya di tas"
Aku serahkan tisu dengan motif hello kity, ke arah tangan nya. Pokoknya habis ini aku mau lanjutin baca novel Puthut EA aja. Titik! Lagipula kenapa jadi bercabang begini sih fikiranku.
Suasana gerbong 5 semakin sepi, hanya ada suara bapak-bapak sedang bercengkrama yang sepertinya baru kenal juga. Mereka sedari tadi membicarakan soal kerajaan-kerjaaan yang baru saja muncul di berita. Hmmm rasanya saat ini berita hoax cepat sekali menyebar.
Sambil mencari letak novelku di ransel, sesekali aku memikirkan soal akan jawab apa aku nanti ketika sampai di Tangerang. Masaiya aku bilang cuti buat liburan tapi pergi nya dadakan. Bodo ah mending besok cari penginapan deket Kotu aja, biar pagi nya bisa sepedaan. Nah akhirnya buku nya ketemu.
" Suka Puthut Ea juga mbak?"
"Juga?"
"Iya, kebetulan saya seneng baca karya beliau, Seorang Lelaki yang Keluar dari Rumah?Seekor Bebek yang Mati di Pinggir Kali? Emm Cinta Tak Pernah Tepat Waktu salah satu favorit saya juga sih"