Selanjutnya, peneliti harus mengidentifikasi dan menganalisis opsi-opsi adaptasi yang sesuai dengan konteks dan kebutuhan lokal, serta mengevaluasi efektivitas, efisiensi, dan kelayakan dari opsi-opsi tersebut. Mereka juga harus melibatkan para pemangku kepentingan, termasuk masyarakat, pemerintah, sektor swasta, dan organisasi non-pemerintah, dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan adaptasi.
Saat ini, penanganan perubahan iklim tidak bisa hanya mengandalkan upaya mengatasi aspek fisik semata. Dibutuhkan pendekatan holistik yang mencakup keterlibatan pembuat kebijakan serta peningkatan kapasitas dalam menghadapi perubahan iklim. Peneliti harus menyelaraskan penelitian mereka dengan agenda global, seperti Sendai Framework for Disaster Risk Reduction, Sustainable Development Goals, Paris Agreement, dan Convention on Biological Diversity.
Selain itu, peneliti juga harus menunjukkan relevansi, dampak, dan manfaat dari penelitian mereka bagi masyarakat dan lingkungan, serta membangun jejaring dan kerjasama dengan peneliti dan institusi lainnya di tingkat regional dan internasional. Salah satu sumber pendanaan internasional yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung penelitian adalah Asia-Pacific Network for Global Change Research (APN).
Pengaruh Perubahan Iklim di Indonesia
Dalam tiga hari ini telah terjadi beberapa kejadian ekstrim seperti angin topan di Bandung, banjir di Demak dan beberapa tempat lainnya di Indonesia. apakah ini ada kaitannya dengan perubahan iklim yang tidak begitu berpengaruh banyak sebelumnya.
Perubahan iklim adalah perubahan kondisi iklim rata-rata atau variabilitas iklim dalam jangka waktu yang panjang, yang disebabkan oleh faktor-faktor alami atau manusia. Perubahan iklim dapat mempengaruhi frekuensi, intensitas, dan durasi dari kejadian cuaca ekstrem, seperti angin topan, banjir, kekeringan, gelombang panas, dan kebakaran hutan1.
Menurut laporan terbaru PBB, bencana gelombang panas, kebakaran hutan, angin topan dan banjir akan makin sering terjadi akibat perubahan iklim. Hal ini karena perubahan iklim dapat menyebabkan kenaikan suhu permukaan bumi, pergeseran pola angin dan hujan, peningkatan kelembaban udara, pencairan es dan salju, dan kenaikan permukaan laut. Semua faktor ini dapat memicu atau memperparah kejadian cuaca ekstrem di berbagai tempat.
Untuk kasus angin topan di Bandung, banjir di Demak, dan beberapa tempat lainnya di Indonesia, ada kemungkinan bahwa perubahan iklim berperan dalam meningkatkan risiko atau dampak dari bencana tersebut. Namun, untuk memastikan hubungan sebab-akibat antara perubahan iklim dan bencana cuaca tertentu, diperlukan analisis yang lebih mendalam dan komprehensif, dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain yang juga berpengaruh, seperti variabilitas iklim alami, kondisi geografis, topografi, penggunaan lahan, infrastruktur, dan kapasitas adaptasi masyarakat.
Beberapa Kejadian dan Penjelasan Saintifik
Dampak Perubahan Iklim: Kota Bandung Mengalami Perubahan
Kota Bandung, yang sebelumnya terkenal sebagai "kota kembang" dengan udara yang sejuk dan nyaman, kini mengalami transformasi iklim yang signifikan. Dalam tiga dekade terakhir, suhu udara di kota ini telah mengalami peningkatan sekitar 1,5 derajat Celsius. Peningkatan ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk perubahan penggunaan lahan, peningkatan kepadatan penduduk dan kendaraan bermotor, serta fenomena El Nino yang terjadi secara periodik.
Perubahan iklim ini memberikan dampak yang luas terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat Kota Bandung. Selain mempengaruhi kesehatan dan kenyamanan, perubahan ini juga memengaruhi produktivitas masyarakat serta pola tanam dan panen bagi petani di wilayah sekitarnya. Maka dari itu, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi semakin penting untuk mengurangi dampak negatif perubahan iklim di kota ini.