Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Perubahan Iklim Global dan Pengaruhnya Terhadap Perancangan Kota Mandiri

22 Februari 2024   18:13 Diperbarui: 22 Februari 2024   18:16 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam merancang kota mandiri yang berkelanjutan, ada beberapa pertimbangan kunci terkait dengan perubahan iklim yang perlu dipertimbangkan. Berikut adalah beberapa contoh pertimbangan tersebut:

1. Penggunaan Energi Terbarukan: Kota mandiri dapat memanfaatkan sumber energi terbarukan, seperti energi matahari, angin, dan air, untuk memenuhi kebutuhan energinya. Dengan mengadopsi energi terbarukan ini, kota dapat mengurangi ketergantungannya pada bahan bakar fosil yang berkontribusi pada emisi gas rumah kaca dan pemanasan global.

2. Peningkatan Efisiensi Energi: Langkah-langkah untuk meningkatkan efisiensi energi perlu diterapkan di seluruh kota mandiri. Ini termasuk penggunaan teknologi bangunan hijau, sistem pencahayaan yang efisien, dan promosi transportasi publik yang ramah lingkungan. Dengan meningkatkan efisiensi energi, kota dapat mengurangi jejak karbonnya dan meminimalkan dampak perubahan iklim.

3. Pengelolaan Air yang Berkelanjutan: Mengingat perubahan iklim dapat memengaruhi siklus air dan meningkatkan risiko kekeringan serta banjir, kota mandiri harus memiliki sistem pengelolaan air yang berkelanjutan. Ini termasuk pengumpulan dan penyaringan air hujan, penggunaan teknologi hemat air, dan konservasi sumber daya air untuk memastikan ketersediaan air bersih yang cukup bagi penduduk kota.

4. Peningkatan Ketahanan Terhadap Bencana: Kota mandiri harus dirancang dengan mempertimbangkan ketahanan terhadap bencana alam yang terkait dengan perubahan iklim, seperti banjir, badai, dan peningkatan tinggi permukaan air laut. Infrastruktur yang tahan terhadap bencana, perencanaan tata ruang yang cerdas, dan sistem peringatan dini harus menjadi prioritas dalam perancangan kota mandiri yang berkelanjutan.

5. Transportasi Ramah Lingkungan: Promosi transportasi publik, penggunaan kendaraan listrik, dan infrastruktur yang mendukung penggunaan sepeda dan berjalan kaki merupakan langkah penting dalam merancang kota mandiri yang ramah lingkungan. Dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor konvensional, kota dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan polusi udara, serta meningkatkan kualitas udara bagi penduduknya.

6. Pengembangan Ruang Hijau: Membangun ruang hijau yang cukup di seluruh kota mandiri adalah penting untuk memperbaiki kualitas lingkungan dan meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim. Ruang hijau membantu menyerap air hujan, mengurangi suhu kota, dan menyediakan habitat bagi flora dan fauna lokal. Dengan memperbanyak ruang terbuka hijau, kota dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan bagi penduduknya.

static.republika.co.id
static.republika.co.id

Peran Peneliti

Peneliti harus menyediakan dasar ilmiah yang kokoh untuk merumuskan dan melaksanakan strategi dalam menangani perubahan iklim. Mereka harus melakukan penelitian yang relevan, inovatif, dan kolaboratif untuk meningkatkan pemahaman tentang fenomena, dampak, dan solusi terkait perubahan iklim di kawasan Asia-Pasifik, terutama di Indonesia.

Selain itu, peneliti juga harus berperan dalam pengembangan kebijakan dan praktik yang didasarkan pada bukti ilmiah dan berfokus pada pembangunan yang berkelanjutan serta pelestarian lingkungan. Mereka harus mempertimbangkan baik upaya adaptasi maupun mitigasi. Adaptasi merujuk pada langkah-langkah untuk mengurangi kerentanan dan meningkatkan kapasitas masyarakat serta sistem lainnya untuk menghadapi dampak perubahan iklim yang tidak dapat dihindari. Sementara itu, mitigasi adalah upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim.

Kedua upaya ini harus dijalankan secara bersamaan dan seimbang, dengan memperhatikan prinsip keadilan dan kesetaraan bagi semua pihak yang terlibat dan terdampak. Dalam konteks adaptasi, penilaian risiko sangat penting. Peneliti harus melakukan penaksiran terhadap bahaya, tingkat paparan, dan kerentanan masa depan akibat perubahan iklim, dengan menggunakan metode dan model yang tepat serta dapat dipercaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun