Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cawe-cawe Mr. Presiden: Skandal atau Strategi?

3 Februari 2024   23:07 Diperbarui: 4 Februari 2024   09:55 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.dire.it/wp-content/uploads/2022/11/Cinema-Wak

"Menurut aku, ini cuma fitnah, bro. Aku nggak percaya Mr. Wanomo bisa melakukan hal seperti ini. Dia kan presiden yang baik dan bersih. Dia juga punya keluarga yang harmonis. Aku rasa, ini cuma upaya untuk menjatuhkan Mr. Wanomo dan mengganggu stabilitas politik. Kamu harus hati-hati dengan data dan video ini. Jangan sampai kamu ikut menyebarkan fitnah dan hoax. Kamu harus verifikasi dulu kebenaran data dan video ini. Kamu juga harus menghormati privasi dan hak asasi Mr. Wanomo sebagai presiden dan manusia," tulis Dita, seorang jurnalis perempuan yang bekerja di salah satu media cetak nasional.

Dita yang mengingatkan 

Tanggapan dari Dita memberikan sudut pandang yang berbeda. Dia mengingatkan Hamdi tentang pentingnya menghormati privasi dan hak asasi manusia, bahkan bagi seorang presiden. Dita juga menyarankan Hamdi untuk lebih berhati-hati dalam menanggapi data dan video yang dia miliki.

Setelah membaca tanggapan dari teman-temannya, Hamdi merenung sejenak. Dia menyadari bahwa ini bukanlah keputusan yang mudah untuk diambil. Namun, sebagai seorang jurnalis, dia merasa memiliki tanggung jawab untuk mengungkap kebenaran kepada publik.

Keputusan bulat

Dengan tekad yang bulat, Hamdi memutuskan untuk melanjutkan penyelidikan ini dengan lebih hati-hati dan teliti. Dia akan melakukan verifikasi terhadap semua informasi yang dia miliki sebelum membuat keputusan lebih lanjut. Dan, dia juga akan mempersiapkan dirinya dengan strategi yang matang untuk menghadapi segala kemungkinan yang mungkin terjadi.

Setelah berdiskusi dengan temannya, Hamdi semakin yakin bahwa ia harus melanjutkan penyelidikan terkait skandal yang melibatkan Mr. Wanomo, PuGi, dan dukungan terbuka yang diberikan. Meskipun risikonya besar, Hamdi merasa bahwa sebagai seorang jurnalis, tugasnya adalah membawa kebenaran kepada publik.

Dia mulai merencanakan strategi penyelidikan yang lebih mendalam. Hamdi menyadari bahwa dia perlu mencari informasi dari berbagai sumber yang dapat dipercaya. Selain itu, ia juga perlu memperkuat keamanan komunikasi dan menyusun langkah-langkah untuk melindungi dirinya sendiri dan informannya dari kemungkinan ancaman.

Negosiasi harga

Hamdi kembali berkomunikasi dengan informannya dan menegosiasikan harga untuk mendapatkan bukti tambahan yang dimiliki olehnya. Setelah berdiskusi panjang, mereka sepakat untuk bertemu secara langsung di tempat yang aman untuk pertukaran informasi dan pembayaran. Seorang tokoh dan pengusaha besar, teman masa kecil Hamdi mendukung gerakan Hamdi dan menyiapkan dan yang diperlukan.

Sementara menunggu pertemuan dengan informannya, Hamdi terus melakukan riset dan memantau perkembangan politik terkait skandal ini. Dia juga menjaga kerahasiaan informasi yang dimilikinya dan berusaha untuk tidak mencurigakan pihak-pihak yang mungkin ingin menghalanginya.

Setelah beberapa hari menunggu, akhirnya pertemuan dengan informannya terjadi. Mereka bertemu di suatu tempat yang sepi dan aman, di luar kota. Informan memberikan bukti tambahan berupa dokumen-dokumen yang menunjukkan adanya rekayasa dalam penentuan pasangan Capres-Cawapres serta hubungan antara Mr. Wanomo dan PuGi.

Mengkaji dokumen 

Hamdi menyelidiki dokumen-dokumen tersebut dengan teliti. Dia mencari tahu asal-usul dan validitas setiap informasi yang ada di dalamnya. Setelah meyakini bahwa bukti-bukti yang diberikan oleh informannya cukup kuat, Hamdi memutuskan untuk melaporkan temuannya kepada rekan-rekannya di media. (bersambung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun